Jakarta (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan pentingnya mitigasi bencana untuk meminimalkan kerusakan infrastruktur dan korban jiwa, menyusul banjir bandang dan tanah longsor di Sumatera, salah satunya Kecamatan Pelembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, yang terdampak besar.
“Tidak boleh ada lagi kejadian bencana yang memakan korban (lebih dari) 770 jiwa dan ribuan masyarakat mengungsi,” kata Bahlil dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Ia menyatakan evaluasi akan dilakukan jika bencana tersebut diduga berkaitan dengan aktivitas pertambangan yang tidak mengikuti ketentuan.
Dia pun menekankan bahwa kegiatan tambang tidak boleh menimbulkan kerusakan lingkungan maupun ancaman keselamatan masyarakat.
“Ini menyedihkan. Saya pastikan akan menindak tegas para penambang yang bekerja serampangan tidak sesuai ketentuan, jika benar musibah ini terjadi akibat kegiatan pertambangan,” ujarnya.
Untuk percepatan penanganan, Bahlil menginstruksikan Tim ESDM Siaga Bencana bergerak ke lokasi. Alat berat dikerahkan untuk mempercepat pembersihan material banjir dan evakuasi korban.
Tim tersebut juga mengaktifkan posko-posko di lokasi sebagai pusat komando distribusi bantuan dan koordinasi penanganan darurat.
Di sektor ketenagalistrikan, Bahlil meminta PT PLN (Persero) mempercepat pemulihan jaringan yang rusak.
“Saya meminta PLN untuk segera memulihkan infrastruktur kelistrikan yang rusak tumbang akibat banjir bandang. Semua lokasi bencana pekan ini akan kembali menikmati penerangan,” katanya lagi.
Sementara itu, bencana hidrometeorologi tersebut berdampak pada lima kabupaten di tiga provinsi, yakni Humbang Hasudutan, Agam, Mandailing Natal, Gayo Lues, dan Aceh Tenggara. Wilayah tersebut mengalami kerusakan parah dengan ratusan korban jiwa.
Badan Geologi Kementerian ESDM memperkirakan bencana dipicu curah hujan tinggi hingga ekstrem, kondisi geomorfologi curam, serta litologi lapuk yang mudah tererosi.
“Peningkatan kapasitas masyarakat desa rawan bencana melalui identifikasi tanda awal longsor, jalur evakuasi, serta revitalisasi vegetasi lereng menjadi fondasi pencegahan di tingkat tapak,” kata Pelaksana Tugas Kepala Badan Geologi Lana Saria.
“Pengendalian tata guna lahan pada lereng curam termasuk pembatasan pembukaan lahan baru dan perbaikan drainase permukaan merupakan langkah struktural yang sangat menentukan dalam menurunkan risiko pada kawasan permukiman,” katanya pula.
Untuk memastikan penyebab bencana, Badan Geologi mengirim Tim Tanggap Darurat Gerakan Tanah dan Banjir Bandang.
“Menindaklanjuti arahan Menteri dan Wakil Menteri, Badan Geologi segera mengirimkan Tim TD Gertan/longsor dan banjir bandang di Sumatera (Aceh, Sumut dan Sumbar) guna menginventarisir dan menyelidiki apa yang terjadi,” kata Lana.
Baca juga: Bencana Sumatra: semua tertimbun kecuali solidaritas
Baca juga: Menteri ESDM siap evaluasi aktivitas tambang pascabencana di Sumatera
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































