Badan otonom NU minta jaga persatuan respon dinamika internal NU

3 days ago 3

Jakarta (ANTARA) - Badan Otonom Nahdlatul Utama tingkat pusat mengeluarkan pernyataan bersama berupa panggilan untuk menjaga persatuan dan keseimbangan dalam organisasi Islam tersebut demi kokohnya NU, merespon dinamika internal.

Dalam pernyataan bersama yang diterima di Jakarta, Jumat, Badan Otonom NU meminta Pengurus Besar NU (PBNU) dan seluruh pemangku kepentingan agar segera melakukan musyawarah yang jernih, tenang, dan terbuka untuk mencari jalan terbaik dan menghasilkan keputusan yang bijak demi kemaslahatan jamaah Nahdlatul Ulama.

Adapun sebelumnya, konflik bermula saat munculnya hasil Risalah Harian Syuriah yang meminta Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf mengundurkan diri dari jabatannya dan diberikan tenggat waktu 3x24 jam.

Selain itu, Badan otonom NU mengapresiasi dan mendukung setiap upaya silaturahmi, verifikasi, serta dialog yang dipimpin oleh para ulama senior, kiai sepuh, dan ibu nyai, baik yang telah berlangsung maupun yang akan dilakukan, sebagai ikhtiar mulia untuk menjaga kebersamaan.

Pihaknya juga berupaya menjaga marwah organisasi dengan menegakkan adab, mengedepankan akhlak, serta menghindari segala bentuk ucapan maupun tindakan yang dapat menimbulkan kegaduhan, baik di dalam organisasi maupun di ruang publik.

"Kami berharap kepemimpinan PBNU senantiasa menjadi teladan dalam menjaga harmoni kehidupan organisasi serta mengutamakan kemaslahatan umat," kata Badan otonom NU.

Baca juga: Waketum PBNU: Surat yang beredar bukan surat resmi PBNU

Pihaknya juga menginstruksikan kepada seluruh pimpinan badan otonom di semua tingkatan untuk tetap fokus menjalankan program kerja, memperkuat koordinasi dengan kepengurusan pusat masing-masing, dan terus memperkokoh pelayanan kepada Nahdlatul Ulama dan masyarakat.

Badan otonom NU juga mengajak seluruh pimpinan pondok pesantren, para mursyid, serta pimpinan NU dan badan otonom di semua tingkatan untuk senantiasa meningkatkan dzikir, doa, istighotsah, dan munajat kepada Allah SWT agar diberikan taufik dan hidayah, dengan kejernihan hati dan penuh hikmah, sehingga segala persoalan dapat segera terselesaikan dengan cara yang bermartabat.

Adapun Badan Otonom NU terdiri dari sejumlah pihak, yakni Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Pimpinan Pusat Pagar Nusa, Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII), Dewan Pimpinan Pusat Konfederasi Sarikat Buruh Muslim Indonesia (DPP SARBUMUSI).

Kemudian, Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU), Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU), dan Idaroh Aliyah Jam'iyyah Ahlith Thariqah al-Mu'tabarah an-Nahdliyyah (JATMAN).

Adapun setelah keluarnya hasil Risalah Harian Syuriah yang dimaksud, muncul Surat Edaran (SE) Nomor 4785/PB.02 A.II.10.01/99/11/2025 yang menyatakan Yahya Cholil Staquf sudah tidak lagi berstatus sebagai Ketua Umum PBNU sebagai tindak lanjut dari Risalah Harian Syuriah.

SE tersebut diteken Wakil Rais Aam PBNU Afifuddin Muhajir dan Khatib PBNU Ahmad Tajul Mafakir. Dalam surat tersebut disebutkan Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya sudah tidak lagi berstatus Ketua Umum PBNU terhitung tanggal 26 November 2025.

Baca juga: NUCare-Lazisnu kirim bantuan untuk warga terdampak banjir di Sumatera

Baca juga: PBNU tegaskan aliran dana ke CSCV sah dan berdasar MoU resmi

Baca juga: Gus Yahya bisa ajukan keberatan lewat Majelis Tahkim PBNU

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |