Jakarta (ANTARA) - Pebasket Pacific Caesar Surabaya Aven Ryan Pratama mengaku belajar banyak saat pemusatan latihan (TC) tim nasional (timnas) bola basket Indonesia guna mengikuti Kualifikasi Grup A Window 2 FIBA Asia Cup 2025 pada November 2024.
Ia mengatakan panggilan timnas untuk pertama kali dalam kariernya pada saat itu telah berdampak positif terhadap permainannya di klub.
"Saya mendapat banyak ilmu dari para senior di sana. Dampak paling besar mungkin saat ini saya jadi lebih percaya diri," kata Aven dalam laman IBL yang dikutip ANTARA di Jakarta, Selasa.
Lebih lanjut dia mengatakan, saat mengikuti TC dia belajar banyak dari nama-nama besar pemain bola basket di tanah air, seperti Kaleb Ramot Gemilang, Abraham Damar Grahita, dan Brandon Jawato.
Dari mereka, power forward itu belajar banyak terkait teknik, penguatan fisik, dan pola permainan dalam tekanan tinggi.
Terbukti, pada laga melawan Borneo Hornbills, Aven tampil cemerlang dengan membukukan 14 poin dan lima assist untuk membantu tim.
Baca juga: Efri Meldi ingin perbaiki mental tim usai kalah dari finalis IBL 2024
Meski pada akhirnya kalah, namun penampilannya dipuji oleh pelatih dan fan karena dianggap telah berkontribusi bagus untuk klub.
"Saya belum puas dan masih akan terus berkembang menjadi lebih baik lagi ke depan," ujar pemain berumur 21 tahun itu.
Dalam lima pertandingan terakhir, Pacific Caesar Surabaya yang diasuh Dhimaz Anis Setiaputra telah menelan empat kekalahan beruntun, baik dalam laga kandang maupun tandang.
Mereka hanya menang saat bersua Rajawali Medan di GOR Universitas Negeri Medan (Unimed), Minggu (12/1).
Sisanya, Daffa Dhoifullah dan kawan-kawan kalah dari Prawira Bandung, Hangtuah Jakarta, Rans Simba Bogor, dan Borneo Hornbills.
Setelah menjalani lima pertandingan tersebut, saat ini Pacific Caesar Surabaya bertengger di peringkat 11 dari 14 peserta IBL 2025 dan baru mengumpulkan enam poin.
Baca juga: Menang lawan Tangerang Hawks, pelatih Hangtuah: Sukses redam Branch
Baca juga: Pelatih Borneo Hornbills: Kami punya satu masalah yang harus dibenahi
Pewarta: Donny Aditra
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2025
