Atasi stunting, Pemkot Tangerang perbaiki 8 ribu rumah tak layak huni

2 months ago 22

Kota Tangerang (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang memperbaiki lebih dari delapan ribu rumah tidak layak huni sebagai salah satu upaya mengatasi stunting dengan menciptakan keluarga sehat di lingkungan yang layak huni.

Wali Kota Tangerang Sachrudin mendapatkan apresiasi dari Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji pada kunjungannya di rumah salah satu keluarga risiko stunting di Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Selasa.

Perbaikan rumah tak layak huni menjadi salah satu faktor yang mendukung keberhasilan Kota Tangerang menurunkan angka stunting hingga 11,2 persen di tahun 2024.

"Untuk mendukung ketahanan keluarga dari sisi hunian, Pemerintah Kota Tangerang telah menggulirkan program perbaikan rumah tidak layak huni. Hingga pertengahan tahun ini, sekitar 8656 unit yang telah diperbaiki. Pada tahun 2025, ditargetkan 1.000 unit rumah tidak layak huni yang akan diperbaiki di seluruh kecamatan," kata Sachrudin di Kota Tangerang, Banten.

Menurutnya, program tersebut merupakan bagian dari pendekatan holistik dalam menciptakan keluarga sehat di lingkungan yang layak huni. Dengan kolaborasi multipihak, Pemerintah Kota Tangerang juga tengah mengintervensi keluarga berisiko stunting melalui Program Gerakan orang tua cegah stunting (Genting).

"Pemkot Tangerang juga memiliki program satu telur satu minggu atau Sate Sami dari seluruh pegawai Pemkot Tangerang untuk diberikan kepada balita risiko stunting. Selain itu, juga melalui pemberian makanan tambahan dari bahan pangan lokal untuk 2.776 balita gizi kurang dan 391 ibu hamil," ujar dia.

Baca juga: Kota Tangerang sediakan tiga lokasi bangun SPPG

Selain itu, lanjut dia, Pemkot Tangerang juga menjalankan Program Gerak serentak untuk anak Tangerang sehat dan cerdas (Gertak Tangkas), yang mengaktifkan lebih dari 1.000 posyandu di 13 kecamatan untuk melakukan skrining dan edukasi gizi bagi balita dan ibu hamil sebagai upaya preventif dalam menekan angka stunting.

"Jadi kita melibatkan semua pemangku kepentingan, baik masyarakat dunia usaha, kemudian akademisi dan para media tentunya. Berkat kolaborasi dengan seluruh pihak, angka stunting mengalami penurunan di Kota Tangerang," tuturnya.

Sementara itu, Mendukbangga/Kepala BKKBN Wihaji mengapresiasi Kota Tangerang yang berhasil menurunkan prevalensi stunting hingga 11,2 persen di tahun 2024.

Meski masih terdapat keluarga risiko stunting di beberapa wilayah, namun, Wihaji menyampaikan bahwa Kota Tangerang dapat menjadi salah satu praktik baik bagi daerah lain untuk terus bergotong royong menurunkan prevalensi stunting di daerahnya.

"Kalau prevalensi stuntingnya ini bagus di Kota Tangerang, karena cuma 11,2 persen, sementara Indonesia rata-rata 19,8 persen. Untuk Kota Tangerang, saya terima kasih kepada wali kota, karena prevalensinya sudah 11,2 persen, artinya kalau ada 10 balita, hanya satu yang stunting. Ke depan, semoga bisa zero (nol) stunting," katanya.

Perbaikan rumah tak layak huni tersebut juga menjadi salah satu bagian dari Program Genting, yang saat ini telah menjangkau 229 ribu anak asuh risiko stunting di seluruh Indonesia dan melibatkan 11 ribu orang tua asuh.

Baca juga: Mendes dukung BUMDes bangun SPPG untuk sukseskan Program MBG

Baca juga: SPPG desa di Tangerang jadi contoh menyukseskan MBG

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |