Jakarta (ANTARA) - Fenomena alam selalu menarik untuk diamati, salah satunya adalah gerhana bulan. Peristiwa ini terjadi ketika posisi Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, sehingga bayangan Bumi menutupi cahaya Matahari yang seharusnya diterima Bulan. Akibatnya, Bulan tampak meredup atau bahkan berubah warna menjadi kemerahan, yang sering disebut sebagai "Blood Moon."
Gerhana bulan menjadi momen yang dinanti-nantikan oleh banyak orang, terutama para pecinta astronomi. Selain keindahannya, fenomena ini juga memiliki makna ilmiah yang penting dalam memahami pergerakan benda langit.
Berbagai budaya di dunia bahkan mengaitkan gerhana bulan dengan mitos dan kepercayaan tertentu, menjadikannya semakin menarik untuk dipelajari. Demikian pengertian gerhana bulan dan kapan itu terjadi, mengutip dari berbagai sumber:
Baca juga: Gerhana Bulan Total akan terjadi pada Ramadhan 2025, cek jadwalnya
Apa itu Gerhana Bulan?
Gerhana Bulan adalah fenomena alam yang terjadi ketika Bulan memasuki bayangan Bumi, sehingga cahaya Matahari yang biasanya dipantulkan oleh Bulan terhalang. Peristiwa ini hanya dapat terjadi saat fase Bulan purnama, di mana Matahari, Bumi, dan Bulan berada dalam satu garis lurus atau hampir sejajar. Ada tiga jenis Gerhana Bulan, diantaranya:
1. Gerhana bulan total
Terjadi ketika seluruh permukaan Bulan memasuki bayangan inti (umbra) Bumi, membuat Bulan tampak berwarna merah darah karena pembiasan cahaya oleh atmosfer Bumi.
2. Gerhana bulan sebagian
Terjadi saat hanya sebagian Bulan yang memasuki umbra Bumi, sehingga sebagian permukaan Bulan tampak gelap.
3. Gerhana bulan penumbra
Terjadi ketika Bulan hanya memasuki bayangan tambahan (penumbra) Bumi, menyebabkan Bulan tampak lebih redup tanpa bagian yang benar-benar gelap.
Berbeda dengan gerhana Matahari yang hanya dapat dilihat dari wilayah tertentu, gerhana Bulan bisa diamati dari mana saja di sisi malam Bumi. Fenomena ini terjadi karena cahaya Matahari yang terhalang oleh Bumi tidak sepenuhnya menghilang, melainkan mengalami pembiasan oleh atmosfer, sehingga tetap dapat terlihat dari berbagai tempat.
Selain itu, gerhana Bulan juga aman untuk disaksikan langsung tanpa memerlukan alat bantu khusus. Tidak seperti gerhana Matahari yang berisiko merusak mata jika dilihat secara langsung, cahaya yang dipantulkan Bulan saat gerhana tidak berbahaya, sehingga siapa pun bisa menikmati momen langka ini dengan mata telanjang.
Berapa kali Gerhana Bulan terjadi dalam setahun?
Gerhana Bulan terjadi ketika Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, menyebabkan bayangan Bumi menutupi Bulan. Fenomena ini biasanya terjadi dua kali dalam setahun, meskipun jumlahnya dapat bervariasi. Dalam rentang 2001 hingga 2021, misalnya, tercatat 49 gerhana Bulan, yang berarti rata-rata sekitar 2,45 kali per tahun.
Selain itu, jenis gerhana Bulan juga berbeda-beda, salah satunya adalah gerhana Bulan total, di mana seluruh permukaan Bulan tertutup bayangan Bumi. Peristiwa ini lebih jarang terjadi dibandingkan jenis lainnya, dengan rata-rata kemunculan sekitar setiap 2,5 tahun sekali.
Baca juga: BRIN: Akan ada parade planet, gerhana, hingga hujan meteor di 2025
Baca juga: BMKG: Gerhana "blood moon" bisa diamati di Indonesia lusa
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025