Jakarta (ANTARA) - Analis mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi menilai penguatan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi sikap The Fed yang membuka pintu pelonggaran kebijakan pemotongan suku bunga.
“Pejabat Fed membuka pintu untuk pemotongan suku bunga pada bulan Juni jika sinyal resesi meningkat, membuat meningkatnya harapan pasar untuk pelonggaran kebijakan The Fed lebih lanjut,” ucapnya dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Presiden Fed Cleveland Beth Hammack menyatakan pihaknya dapat bertindak secepatnya pada bulan Juni jika data mendukung untuk melakukan pemotongan suku bunga
Begitu pula dengan Gubernur Fed Christopher Waller yang menyatakan bahwa keputusan pemotongan suku bunga pada bulan Juni masih memungkinkan didorong oleh data pasar tenaga kerja yang melemah.
“Prospek pelonggaran kebijakan yang lebih agresif oleh Fed yang kemungkinan akan melanjutkan siklus pemotongan suku bunga pada bulan Juni dan akan menurunkan suku bunga setidaknya tiga kali lagi sampai akhir tahun ini,” ujar Ibrahim.
Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari ini di Jakarta menguat sebesar 44 poin atau 0,26 persen menjadi Rp16.829 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.873 per dolar AS.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat sore juga menguat ke level Rp16.829 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.884 per dolar AS.
Baca juga: Ekonom sebut DHE 100 persen efektif jaga nilai tukar rupiah
Baca juga: Rupiah menguat seiring harapan penurunan suku bunga The Fed
Baca juga: Gubernur BI yakin kurs Rupiah stabil di tengah kebijakan tarif AS
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025