Jakarta (ANTARA) - Psikolog klinis Marissa Meditania, M.Psi., mengemukakan bahwa pengelolaan keputusan finansial yang diambil oleh ibu di rumah menjadi contoh bagi anak-anak untuk mengelola keuangan.
"Tanpa sadar, cara ibu menggunakan uang jadi pelajaran pertama soal keuangan untuk anak. Karena yang paling membekas bukan nasihat, tapi kebiasaan yang mereka lihat setiap hari," kata Marissa, dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis.
Psikolog klinis lulusan Universitas Padjadjaran itu mengatakan banyak ibu yang berperan sebagai "menteri keuangan" keluarga, namun sering kali membuat keputusan finansial dalam kondisi yang kurang ideal.
Baca juga: Siasat mengatur pemanfaatan uang tunjangan hari raya
Baca juga: Tips rencanakan liburan akhir tahun tanpa membuat dompet tipis
Menurut dia, hal itu lantaran bukan karena kurangnya kepedulian, melainkan karena keharusan ibu untuk bertindak cepat di tengah rutinitas harian yang padat, dorongan kuat untuk melindungi keluarga hingga akses edukasi yang belum merata.
"Keputusan finansial sering diambil sambil masak, antar anak atau mengurus rumah. Akhirnya, kebutuhan hari ini terasa lebih penting daripada memikirkan dampaknya di kemudian hari," tutur dia.
Di tengah kesibukan dalam mengurus rumah, terkadang muncul perasaan emosi tanpa disadari bisa memicu keputusan keuangan yang bersifat impulsif.
"Misalnya, karena capek sehabis kerja tiba-tiba checkout keranjang belanja buat healing, beli mainan anak karena rasa bersalah terlalu sibuk atau bahkan nekat pakai pinjaman daring karena kepepet kebutuhan mendesak," jelas Marissa.
Bahkan berdasarkan data Kredivo menunjukkan, hampir 5 dari 10 pengguna Paylater itu perempuan dan kebanyakan berusia 18–35 tahun. Paylater bisa jadi alat bantu untuk mengatur keuangan keluarga asalkan bisa dimanfaatkan dengan bijak untuk kebutuhan harian.
Baca juga: Ini tips atur keuangan di 2025 untuk pekerja baru dan keluarga muda
Dalam hal itu, Kredivo dan psikolog Marissa Meditania membagikan kiat yang bisa ibu lakukan sebelum menggunakan Paylater agar lebih bijak menggunakannya, di antaranya:
1. Kenali emosi sebelum ambil keputusan keuangan
Emosi yang tidak stabil bisa membuat keputusan menjadi impulsif, apalagi untuk belanja harian atau kebutuhan mendesak yang kadang bikin nekat.
Oleh karena itu, mulailah untuk membiasakan mindful spending, seperti pakai Paylater hanya untuk kebutuhan yang benar-benar penting, bukan cuma karena lagi pingin atau terpicu emosi sesaat.
2. Pentingnya hitungan terlebih dahulu sebelum menggunakan Paylater
Untuk menjaga kestabilan cash flow atau arus kas, idealnya jumlah cicilan per bulan tidak melebihi 30 persen dari penghasilan.
3. Pastikan menggunakan layanan Paylater yang resmi
Pentingnya untuk mengecek layanannya Paylater resmi yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hal ini lantaran terdapat pinjaman ilegal yang tidak transparan, bunganya besar hingga dan rawan menyalahgunakan data pribadi.
4. Bicarakan keuangan dengan pasangan atau orang terdekat
Ajak pasangan atau orang yang dipercaya untuk diskusi, supaya dapat perspektif tambahan dan dukungan emosional, apalagi kalau lagi tertekan atau harus menghadapi pengeluaran tak terduga.
Lebih lanjut, para ibu disarankan untuk lebih sadar dalam mengambil keputusan finansial. Bukan hanya demi stabilitas ekonomi keluarga, tetapi juga sebagai bagian dari pendidikan nilai finansial anak sejak dini.
"Penting bagi ibu untuk mengambil keputusan secara mindful, bukan hanya demi menjaga keuangan tetap sehat, tapi juga untuk menanamkan nilai finansial yang bertanggung jawab sejak dini," tutur Marissa.
Baca juga: 7 cara hindari kesalahan mengelola keuangan di usia muda agar kaya
Baca juga: Tips hindari kesalahan finansial agar keuangan stabil dan berkembang
Baca juga: 6 cara kelola dana pensiun dengan baik agar hidup sejahtera
Pewarta: Sri Dewi Larasati
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.