Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Pengurus Besar Akuatik Indonesia Anindya Bakrie menetapkan target bagi kontingen mereka di SEA Games 2025 Thailand berupa pencapaian melampaui perolehan medali SEA Games 2023 Kamboja.
"Tahun lalu kita sudah mendapatkan tiga emas, dari kalau digabung dengan perak dan perunggu, itu ada total tujuh. Kita ingin lebih dari itu," katanya dalam pelepasan tim akuatik Indonesia untuk SEA Games Thailand 2025 di Jakarta, Sabtu.
Sosok yang akrab disapa Anin itu meyakini para atlet akuatik akan mampu tampil maksimal dalam SEA Games 2025, terlebih mereka sudah dijanjikan bonus dari Presiden RI Prabowo Subianto.
"Tadi ditanya dari anak-anak, mereka semangat semua dan mereka yang membuktikan yang terbaik, apalagi ada sedikit bonus, banyak malah dari Pak Presiden yang luar biasa dinaikkan. Jadi benar-benar memakai semangat. Kami akan mulai bersaing, bertanding dari tanggal 10 Desember ini," katanya.
Pada SEA Games 2023, selain tujuh medali di disiplin renang, kontingen akuatik Indonesia sebetulnya berhasil mengumpulkan 11 keping medali berupa tiga emas, tiga perak, dan lima perunggu yang turut disumbang nomor-nomor di disiplin loncat indah dan polo air.
Tim akuatik Indonesia pada tahun ini mengukir sejarah yakni mengirimkan tim dengan anggota terbanyak sepanjang sejarah keikutsertaan SEA Games, yakni 68 atlet dengan rincian 22 atlet turun di disiplin renang, 28 atlet polo air, empat atlet renang perairan terbuka, empat atlet loncat indah, dan 10 atlet renang indah.
Nama-nama veteran seperti I Gede Siman Sidartawa dan Masniari Wolf masih ambil bagian memperkuat tim akuatik Indonesia di SEA Games 2025. Selain itu terdapat pula perenang berusia 14 tahun Adelia Chantika Aulia yang akan melakoni debutnya di level SEA Games.
Baca juga: Akuatik Indonesia kirim kontingen SEA Games terbesar sepanjang sejarah
Baca juga: Akuatik Indonesia umumkan 22 atlet renang untuk SEA Games 2025
Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































