‘Aisyiyah: MBG media edukasi karakter perlu didukung pangan domestik

1 month ago 19
'Aisyiyah sebagai gerakan perempuan Muslim berkemajuan, harus merespons beragam persoalan yang muncul

Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Salmah Orbayinah menilai, program Makan Bergizi Sehat (MBG) adalah media pendidikan karakter anak, dan program tersebut dapat dipenuhi dengan sumber bahan pangan dalam negeri dengan memperhatikan asupan gizi.

Dalam keterangan di Jakarta, Selasa, Salmah mengatakan, MBG, mengajarkan anak tentang jenis makanan bergizi, kemandirian, tidak menyisakan makanan, dan lainnya.

Selain itu, dia menyebutkan, Visi Indonesia Emas 2045 yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang, yaitu Negara Nusantara Berdaulat, Maju dan Berkelanjutan akan dicapai antara lain melalui kedaulatan pangan.

Perempuan, ujarnya, memiliki peran penting dalam menggerakkan ketahanan dan kedaulatan pangan. Dia pun menyambut baik rencana pemerintah untuk menghentikan impor pangan dan menguatkan sektor pertanian dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan pangan.

Dia menyoroti perlunya pemerintah menaruh perhatian pada perempuan petani yang banyak berkontribusi pada sektor pertanian namun belum banyak mendapatkan pengakuan identitas, sehingga tidak mudah mengakses program pertanian maupun program peningkatan kapasitas.

Baca juga: Tanwir 1 Aisyiyah bahas isu perempuan, anak hingga kelompok marjinal

Baca juga: Kemenkop UKM gandeng PP Aisyiyah dalam pemberdayaan UMKM perempuan

Oleh karena itu, katanya, dalam Tanwir I ‘Aisyiyah akan digelar pada 15-17 Januari 2025, kedaulatan pangan jadi satu dari beberapa isu strategis terkait tema "Dinamisasi Perempuan Berkemajuan Mewujudkan Indonesia Berkeadilan" yang akan dibahas dalam forum tersebut.

Dia menambahkan, dalam pembukaan Tanwir l 'Aisyiyah juga akan dilakukan penandatanganan nota kesepahaman oleh Pimpinan Pusat 'Aisyiyah dengan Kepala Kepolisian RI terkait Perlindungan Perempuan dan Anak.

Salmah menyampaikan, kerja sama dengan Polri sebagai salah satu aparat penegak hukum sangat penting agar upaya perlindungan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak dapat dilakukan secara sinergis dengan mengedepankan perspektif korban.

Dalam keterangan yang sama, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Tri Hastuti Nur Rochimah menambahkan bahwa Tanwir kali ini juga membahas perihal isu perempuan dan anak dalam perspektif Islam.

“‘Aisyiyah sebagai gerakan perempuan Muslim berkemajuan, harus merespons beragam persoalan yang muncul dengan perspektif yang moderat atau wasathiyah,” ujarnya.

Dia mencontohkan sejumlah isu, seperti sunat perempuan yang tidak dianjurkan dalam perspektif Muhammadiyah, masalah perkawinan anak yang lebih banyak kemudaratannya, hingga perceraian yang harus dilakukan di dalam persidangan untuk mendapatkan kepastian hukum dan perlindungan.

Tri menyebutkan, orientasi ‘Aisyiyah yang mengedepankan paham keagamaan moderat menjadi penting, sebagai acuan dalam merespons problem sosial dengan berkeadilan di tengah masifnya paham keagamaan yang justru mendiskriminasi perempuan.

“Dalam konteks inilah, paham Islam wasathiyah perlu terus diinternalisasikan dan disosialisasikan termasuk melalui media,” kata Tri.

Baca juga: MUI kirim 20 dai ke NTT untuk sampaikan Islam "wasathiyah"

Baca juga: Mahfud MD ingatkan pentingnya Islam wasathiyah untuk jaga NKRI

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |