Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, program magang industri bagi lulusan perguruan tinggi (fresh graduate) yang baru diluncurkan pemerintah berpotensi besar melahirkan banyak talenta digital untuk mendorong akselerasi digital.
Program magang berbayar ini menjadi satu dari delapan program akselerasi 2025 yang baru diumumkan pemerintah.
"Ada 17 program, terdiri dari delapan program akselerasi untuk pertumbuhan ekonomi di 2025 dan sangat inklusif. Nah kaitannya dengan digital itu adalah program magang bagi lulusan perguruan tinggi,” kata Airlangga saat menyampaikan sambutan pada the 5th AI Innovation Summit 2025, di Jakarta, Selasa.
Airlangga menjelaskan, digitalisasi kini menjangkau hampir semua disiplin ilmu dan tidak terbatas pada bidang teknik atau teknologi.
Maka dari itu, kolaborasi antara perguruan tinggi dengan sektor industri digital menjadi penting untuk memperkuat link and match sekaligus menyiapkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas.
Program magang industri yang menjadi salah satu unggulan Paket Ekonomi 2025 itu ditujukan bagi lulusan dengan masa kelulusan maksimal satu tahun. Pada tahap awal, program ditargetkan menyerap 20 ribu peserta dengan dukungan uang saku setara upah minimum provinsi (UMP) selama enam bulan.
Pemerintah menyiapkan anggaran Rp198 miliar untuk mendukung implementasi program tersebut. Dengan program magang ini, Menko Perekonomian berharap lahir banyak talenta digital baru yang siap bersaing di dunia kerja.
Selain pengembangan SDM, pemerintah juga fokus memperkuat ekosistem ekonomi digital, termasuk pemberdayaan UMKM berbasis digital.
Salah satunya lewat penyediaan co-working space di Tanah Abang dan Blok M sebagai proyek percontohan, yang akan diperluas ke 15 kota lain.
Di tingkat regional, Indonesia memimpin penyusunan ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA), kerangka kerja ekonomi digital pertama di dunia yang ditargetkan rampung pada 2026.
Melalui kerangka tersebut, ekonomi digital ASEAN diproyeksikan meningkat dua kali lipat menjadi 2 triliun dolar Amerika Serikat (AS) pada 2030, dengan potensi kontribusi Indonesia mencapai 500-700 miliar dolar AS.
Lebih lanjut, dirinya juga menyoroti upaya pemerintah dalam memperkuat infrastruktur digital, mulai dari jaringan 5G, Palapa Ring, BTS, hingga satelit orbit rendah.
Indonesia bahkan telah masuk ke rantai pasok industri semikonduktor global melalui kegiatan assembling, testing, dan packaging, dengan target penguasaan desain cip di masa depan.
“Dalam setiap inovasi dan perkembangan, kita tidak boleh membuat policy yang eksklusif. Inklusif adalah kunci utama agar anak bangsa bisa terlibat dalam pengembangan ini. Kita sudah punya pengembangan berbagai perekonomian yang sifatnya capital intensive. Jadi tentu tidak mudah bagi kita untuk membuat ini semuanya terbuka untuk masyarakat. Tetapi untuk digitalisasi, AI, wajib hukumnya kita buat kebijakan yang inklusif,” ujar Airlangga pula.
Adapun pemerintah meluncurkan Paket Ekonomi 2025 sebagai strategi menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional, memperluas penyerapan tenaga kerja, sekaligus memperkuat iklim investasi di tengah ketidakpastian global.
Baca juga: Paket stimulus ekonomi mencakup program magang hingga insentif pajak
Baca juga: Airlangga: Program magang pemerintah serap 10 persen "fresh graduate"
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.