Beijing (ANTARA) - Sebanyak 86 persen responden dalam sebuah survei global memuji kemajuan teknologi digital China, menurut laporan yang dirilis pada Rabu (7/5) oleh Universitas Renmin China di Beijing.
Laporan Persepsi Teknologi Digital Publik Global 2025, yang disusun oleh Pusat Penelitian Opini Global universitas tersebut, menyurvei 7.599 partisipan dari 38 negara melalui kumpulan sampel daring internasional.
Laporan itu mencakup lima bidang utama, termasuk peningkatan kualitas dalam kehidupan sehari-hari yang didukung oleh teknologi digital, ekspektasi dan kekhawatiran tentang kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), serta meningkatnya pengakuan terhadap teknologi digital China di Global South.
Analisis regional menunjukkan tingkat dukungan tertinggi untuk teknologi digital China, yang meliputi Afrika sebesar 94,3 persen, Amerika Selatan sebesar 93 persen, Asia Tenggara sebesar 91,1 persen, Asia Selatan dan Asia Tengah sebesar 90,7 persen, dan Timur Tengah sebesar 88,1 persen.
Lebih dari separuh responden menilai AI dan e-commerce sebagai sektor digital terdepan di China, menurut laporan itu. Platform e-commerce seperti Temu dan SHEIN telah berkembang pesat secara global berkat harga yang kompetitif dan rantai pasokan yang efisien.
Sementara itu, perusahaan-perusahaan AI China berkembang pesat dengan strategi pengembangan yang terbuka dan cepat. Di kawasan seperti Afrika, AI China semakin dipandang sebagai pendorong infrastruktur pintar dan tata kelola digital.
"Perusahaan teknologi China secara luas dipandang sebagai pemimpin dalam inovasi digital. Sebelumnya pada tahun ini, model R1 DeepSeek menunjukkan performa kuat dengan sumber daya komputasi minimal. Model bahasa besar (large language model) Hunyuan milik Tencent dan Qwen milik Alibaba juga berada di peringkat teratas dalam berbagai tolok ukur. Sementara itu, Alipay dan WeChat Pay terus berkembang secara global, menyediakan solusi pembayaran yang memudahkan pengguna," kata Zhang Di, profesor di Fakultas Jurnalisme dan Komunikasi Universitas Renmin China.
Laporan ini juga menyebutkan bahwa 83,6 persen responden Global South melihat teknologi digital China sebagai kekuatan positif di negara mereka. Kerja sama di bidang teknologi, infrastruktur, dan pengembangan talenta semakin kuat, mendukung internasionalisasi perusahaan teknologi China sekaligus pertumbuhan digital di negara-negara ini.
Di seluruh dunia, sikap terhadap inovasi sangat bervariasi antara negara berkembang dan negara maju, dengan 74,2 persen negara berkembang sangat mengikuti tren teknologi global, dibanding 50,5 persen di kelompok negara maju.
Survei ini mengindikasikan bahwa 62,7 persen responden percaya AI berdampak positif terhadap efisiensi kerja, sementara 64,9 persen melihat manfaatnya bagi pembelajaran siswa. Namun, hanya 34,9 persen yang menyatakan optimisme tentang dampak AI terhadap peluang kerja.