Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengungkapkan bahwa penyaluran beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) serta bantuan pangan beras akan dilakukan jika harga gabah kering panen (GKP) sudah di atas Rp6.500 per kilogram.
Zulhas dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa penyaluran SPHP baru akan dilakukan setelah Bulog berhasil membeli gabah petani setara beras dengan total hingga 1,5 juta ton dan harga gabah tercatat berada di atas Rp6.500 per kilogram.
Dia menjelaskan bahwa SPHP dan bantuan pangan beras 10 kilogram (kg) yang ditargetkan bagi penerima manfaat, baru akan disalurkan apabila harga gabah terendah mencapai Rp6.500 per kilogram untuk memastikan harga pangan tetap stabil dan tidak memberatkan masyarakat.
"Nanti kalau SPHP itu, kalau sudah Bulog berhasil membeli (gabah setara beras) dengan sampai 1,5 juta (ton), kemudian kelihatan harga gabah sudah di atas Rp6.500 (per kg), semurah-murahnya Rp6,500 (per kg), baru nanti SPHP dan bantuan pangan (beras 10 kg) bisa kita luncurkan," kata Zulhas.
Ia menyampaikan hal itu seusai melakukan Rapat Koordinasi terbatas bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, Wamen BUMN Kartiko Wirjoatmodjo, dan Direktur Utama Perum Bulog Mayjen TNI Novi Helmy Prasetya.
Zulhas menambahkan bahwa kini stok cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Bulog mencapai 2 juta ton yang siap digunakan untuk menjaga kestabilan pasokan beras di seluruh Indonesia.
Namun, Zulhas menegaskan bahwa stok tersebut akan difokuskan untuk menghadapi Ramadhan dan Lebaran 2025, yakni biasanya diikuti dengan lonjakan permintaan beras dan berpotensi menyebabkan kenaikan harga.
"Memang Bulog stoknya ada 2 jut ton, ini kita akan menghadapi Lebaran, dikhawatirkan Lebaran biasanya harga akan naik," terang Zulhas.
Oleh karena itu, menurutnya salah satu pekerjaan besar pemerintah adalah menjaga harga gabah tetap pada angka Rp6.500 per kilogram agar tidak terjadi lonjakan harga yang merugikan petani, terutama pada saat panen raya.
"Ini kita punya pekerjaan besar, harga gabah harus dijaga dulu Rp6.500 (per kg), saya sudah minta tadi Pak Dirut Bulog (Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Novi Helmy Prasetya) agar betul-betul bisa melaksanakan tugas dengan baik sehingga gabah Rp6.500 (per kg)," imbuh Zulhas.
Baca juga: Zulhas: Penggiling beli gabah bawah Rp6.500/kg bisa dipanggil polisi
Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan penundaan bantuan pangan dalam bentuk beras Program Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) bertujuan untuk membantu penyerapan hasil panen raya petani.
"Untuk membantu menyerap (gabah kering) panen petani dengan harga Rp6.500. Jangan kita gelontorin terus, nanti harga gabahnya turun lagi," ujar Arief di Jakarta, Rabu (5/2).
Pemerintah saat ini lagi bercita-cita untuk membantu meningkatkan kesejahteraan petani melalui penyerapan gabah kering petani dengan harga Rp6.500/kg
"Padahal kita lagi cita-citanya petani itu mau supaya dapat Rp6.500," kata Arief.
Penundaan bantuan pangan tersebut, ujarnya, kemungkinan hingga panen raya petani selesai.
"Jadi selama panen raya atas rapat koordinasi terbatas (rakortas) terakhir itu kita hold dulu bantuan pangan. Sampai panennya selesai, panen raya sampai April ya mungkin," kata Arief.
Baca juga: Zulhas: Inpres pengadaan beras hingga penyaluran segera disusun
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Iskandar Zulkarnaen
Copyright © ANTARA 2025