Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendukung pasokan perikanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan melalui produk olahan ikan bandeng berkualitas.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP) KKP I Nyoman Radiarta dalam keterangan di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa jajaran KKP di wilayah tersebut bersama Kelompok Pengolah dan Pemasar Hasil Perikanan (Poklahsar) Marlojaya menyalurkan 910 ekor bandeng tanpa duri.
Penyaluran itu ke Stasiun Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Badan Gizi Nasional di Kecamatan Mandai.
“Keterlibatan Polkahsar dalam penyediaan ikan olahan juga termasuk membuka peluang usaha bagi pelaku perikanan lokal. Ini langkah konkrit dalam pemberdayaan ekonomi berbasis perikanan,” katanya.
Menurutnya, program MBG bertujuan memberikan makanan bernutrisi kepada anak-anak sekolah untuk meningkatkan kesehatan dan gizi mereka.
Sementara itu, Kepala Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP) Maros Indra Jaya Asad mengatakan bahwa ikan dipilih karena kandungan nutrisi yang tinggi, antara lain omega-3, vitamin, dan mineral yang mendukung kecerdasan, daya ingat, serta kesehatan jantung.
Program tersebut selaras dengan upaya KKP meningkatkan asupan protein ikan di kalangan anak-anak.
“Ikan adalah sumber protein berkualitas tinggi yang penting bagi tumbuh kembang anak. Kami ingin memastikan anak-anak mendapatkan asupan gizi yang baik dengan menu yang sehat dan lezat,” kata Indra.
Dia mengatakan, BRPBAPPP Maros melalui penyuluhnya selama ini ikut membina Polkahsar Marlojaya. Sebelumnya telah dilakukan uji coba pemesanan awal 20 kilogram bandeng cabut duri hasil olahan Poklahsar Marlojaya.
"Hasilnya positif sehingga jumlah pemesanan ditingkatkan. Bandeng tanpa duri dipilih karena lebih aman dan mudah dikonsumsi anak-anak dan diharapkan meningkatkan minat konsumsi ikan sejak dini," ujarnya.
Ia menegaskan bahwa kolaborasi antara BPPSDMKP KKP melalui BRPBAPPP Maros, Poklahsar Marlojaya, dan Badan Gizi Nasional, diharapkan menjadi contoh sukses dalam meningkatkan gizi masyarakat sekaligus memberdayakan sektor perikanan lokal.
"Model ini kelak dapat diterapkan di daerah lain untuk mendukung ketahanan pangan berbasis perikanan di Indonesia," imbuhnya.
Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, program makanan bergizi khususnya dengan menu ikan dapat mendukung hadirnya generasi emas Indonesia.
Ia mengatakan, masuknya menu ikan dalam program makan bergizi pun akan memperkuat produktivitas sektor perikanan, serta memastikan anak-anak Indonesia mendapatkan asupan protein berkualitas.
Baca juga: KKP tambah dua kawasan konservasi laut untuk ekonomi biru
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Iskandar Zulkarnaen
Copyright © ANTARA 2025