Kiev/Washington/Moskow (ANTARA) - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Minggu (7/12), mengatakan pembicaraan dengan perwakilan Amerika Serikat (AS) mengenai rencana perdamaian untuk Ukraina berlangsung "konstruktif" tetapi "tidak mudah," sementara dirinya dijadwalkan untuk bertemu pemimpin-pemimpin Eropa pekan ini.
"Para perwakilan AS mengetahui posisi dasar Ukraina. Percakapan itu konstruktif, meskipun tidak mudah," kata Zelensky dalam pidato video malam rutinnya, seperti dilaporkan Xinhua, Senin.
Berbagai upaya diplomatik intensif telah dilakukan di antara pihak-pihak terkait selama beberapa hari terakhir.
Pada Sabtu (6/12), delegasi AS dan Ukraina menyelesaikan pembicaraan yang berlangsung selama tiga hari di Miami, Florida, yang berfokus pada isu-isu teritorial dan jaminan keamanan AS bagi Ukraina, menurut laporan media daring AS, Axios.
Laporan itu menyebut sejumlah sumber mengatakan kepada Axios bahwa pembahasan mengenai wilayah "sulit" karena Kiev menolak tuntutan utama Rusia untuk menarik pasukan dari sebagian wilayah Donbass yang masih diduduki Ukraina.
Sementara itu AS berupaya mengembangkan ide-ide baru untuk menjembatani perbedaan tersebut. Topik besar lainnya adalah jaminan keamanan AS bagi Kiev, di mana pihak-pihak terkait membuat "kemajuan signifikan".
Pada akhir pembicaraan di Miami itu, Zelensky melakukan pembicaraan via telepon dengan utusan khusus Trump, Steve Witkoff, serta menantu Trump, Jared Kushner. Menyebut pembicaraan itu "panjang dan substantif," Zelensky mengatakan di platform X bahwa Ukraina tetap berkomitmen untuk bekerja dengan AS "dengan iktikad baik" untuk "benar-benar mencapai perdamaian."
Zelensky dijadwalkan bertemu dengan para pemimpin Inggris, Prancis, dan Jerman di London pada Senin (8/12), dengan pembicaraan lanjutan direncanakan di Brussel.
Sementara itu, Trump pada Minggu mengeklaim bahwa Zelensky "belum siap" untuk menyetujui proposal perdamaian yang disusun AS guna mengakhiri krisis tersebut.
"Saya sedikit kecewa bahwa Presiden Zelensky belum membaca proposal itu, sampai beberapa jam yang lalu. Rakyatnya menyukai proposal itu, tetapi dia belum," kata Trump kepada wartawan sebelum menghadiri acara Kennedy Center Honors.
Presiden Rusia Vladimir Putin, Kamis (4/12), mengatakan bahwa masih ada isu-isu yang belum terselesaikan terkait rencana perdamaian Ukraina setelah pertemuannya dengan sejumlah utusan AS di Kremlin pekan lalu.
Lebih lanjut, Rusia pada Minggu menyambut baik strategi keamanan nasional baru pemerintahan Trump.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov, Minggu (7/12), mengatakan bahwa penyesuaian yang dilakukan terhadap Strategi Keamanan Nasional AS yang baru "sebagian besar sesuai dengan visi kami," seperti dilaporkan RIA Novosti.
Peskov melanjutkan, strategi keamanan nasional baru AS memberi ruang untuk berharap bahwa upaya bersama dapat menghasilkan resolusi damai bagi konflik Ukraina.
"Ada ungkapan-ungkapan yang menolak konfrontasi dan yang mendukung dialog, membangun hubungan baik. Inilah yang selalu dibicarakan Putin. Hal ini menggembirakan, tentu saja," tutur dia.
Pihak Gedung Putih pada Jumat (5/12) merilis strategi keamanan nasional baru yang menggambarkan para sekutu Eropa sebagai pihak yang lemah dan bertekad untuk menegaskan kembali dominasi AS di belahan bumi barat.
"Ini merupakan kepentingan inti AS untuk merundingkan penghentian permusuhan secara cepat di Ukraina, guna menstabilkan perekonomian-perekonomian Eropa, mencegah eskalasi atau perluasan perang yang tidak diinginkan, serta membangun kembali stabilitas strategis dengan Rusia, sekaligus memungkinkan rekonstruksi pascakonflik Ukraina guna memungkinkannya bertahan sebagai negara yang layak," demikian bunyi dokumen tersebut.
Pewarta: Xinhua
Editor: Michael Teguh Adiputra Siahaan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































