YKAN-BRIN kerja sama teliti satwa langka di Kaltim

2 months ago 9
Kolaborasi ini dilakukan secara inovatif karena dirancang melakukan uji coba environmental-DNA (e-DNA), untuk mengukur kualitas lingkungan hutan hujan tropis

Samarinda (ANTARA) - Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sepakat melakukan kerja sama meneliti satwa langka dan ekologi di kawasan Bentang Alam Wehea-Kelay di Kabupaten Kutai Timur dan Berau, Kalimantan Timur (Kaltim).

Bentang Alam Wehea-Kelay menjadi salah satu habitat orangutan liar. Pada 2020, tercatat pada kawasan seluas 532 ribu hektare itu hidup 1.282 individu orangutan dan setidaknya terdapat 77 jenis mamalia (50 persen merupakan ordo primata, karnivora, artiodactyla), 271 jenis burung, dan 117 jenis herpetofauna.

"Kami sangat terbuka dengan riset dan pengembangannya, termasuk penggunaan teknologi terkini untuk konservasi alam yang efektif, seperti penggunaan kamera jebak dan bioakustik," ujar Direktur Eksekutif YKAN Herlina Hartanto dihubungi dari Samarinda, Senin.

Ia menilai bahwa kolaborasi ini dilakukan secara inovatif karena dirancang melakukan uji coba environmental-DNA (e-DNA), untuk mengukur kualitas lingkungan hutan hujan tropis.

Baca juga: Orangutan “Mungky” ditranslokasi ke PSO ARSARI Kaltim

Tidak kalah penting, kerja ini diharapkan saling menguatkan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, hingga peningkatan kapasitas sumber daya manusia.

Kerja sama dengan BRIN ini selaras dengan semangat YKAN dalam konservasi dan sejumlah program YKAN yang dikembangkan dan diimplementasikan, yakni dengan menggunakan hasil-hasil riset ilmiah dan menghormati nilai dan budaya lokal.

Ia menceritakan bahwa Hutan Lindung Wehea menjadi laboratorium riset alam sejak 2007 hingga saat ini. Hutan Wehea ditetapkan sebagai hutan lindung dan pengelolaannya menggunakan hukum adat masyarakat Dayak Wehea berdasarkan hasil riset, temuan orangutan dan budaya adat setempat.

Kolaborasi dengan BRIN akan berjalan selama lima tahun, mulai 2025 hingga 2030. Riset ini diharapkan menjadi pijakan untuk menjaga hutan Kalimantan dan keanekaragaman hayati di dalamnya.

Baca juga: Strategi kolaborasi menjaga dua subspesies orang utan di Kalbar

Sementara Kepala Pusat Riset Zoologi Terapan BRIN Delicia Yunita Rahman mengatakan, melalui kerja sama ini diharapkan dapat terungkap fakta-fakta ilmiah, temuan ilmu pengetahuan, dan rekomendasi dari aspek ekologi hutan tropis dan satwa liar untuk mendukung pengelolaan Bentang Alam Wehea-Kelay dan ekosistem bernilai penting lainnya.

Sedangkan untuk lokus kerja sama yang ditandatangani Senin ini adalah melakukan riset di Kaltim khususnya dan ekosistem penting lain di Kalimantan, yakni pada Kawasan yang memiliki peran penting dalam ekosistem hutan tropis Indonesia.

“Provinsi Kaltim memiliki hutan seluas 13 juta hektare dan menjadi rumah bagi setidaknya 1.500 jenis flora-fauna, sebagian di antaranya adalah jenis endemik. Hutan juga menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat, muasal pengetahuan dan penjaga keseimbangan lingkungan,” katanya.

Baca juga: Menhut antarkan orang utan menuju sekolah hutan di Nyaru Menteng

Pewarta: M.Ghofar
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |