Denpasar (ANTARA) - Wakil Wali Kota Denpasar, Bali, I Kadek Agus Arya Wibawa menyatakan pergelaran Pica Fest 2025 menjadi wadah kerja kolaboratif dalam meningkatkan kreativitas anak muda yang berakar pada nilai-nilai budaya.
“Ini merupakan kolaborasi anak muda yang luar biasa yang mampu mengikuti perkembangan zaman, namun tetap mempertahankan budaya dan kearifan lokal yang dikemas sedemikian rupa dalam menaikkan perekonomian lokal," kata Arya Wibawa di Denpasar, Jumat.
Dia berharap Pica Fest 2025 bisa mendorong lebih banyak anak muda untuk terjun memperkuat perekonomian Denpasar berpadu dengan kegiatan seni budaya.
Sebagai dukungan terhadap kegiatan tersebut, Arya Wibawa juga turut mengunjungi satu per satu stan pakaian kreatif anak muda yang ikut andil dalam PICA Fest 2025. Bahkan, Arya Wibawa juga turut berbelanja beberapa baju yang merupakan rancangan lokal Bali.
Sementara itu, Direktur Utama PT. Pica Berempat Belas Ida Bagus Agung Brahmadiguna alias Gus Tolet mengatakan Pica Fest digelar selama empat hari, 24-27 Juli 2025.
Pica Fest menargetkan perputaran uang hingga Rp18 miliar dengan jumlah pengunjung lebih dari 80 ribu orang.
Tahun ini, kata dia, untuk pertama kalinya, Pica Fest mengangkat elemen budaya tradisional Bali secara signifikan ke dalam program acara. Genjek, Liku, Rindik, hingga Joged Bumbung tampil berdampingan dengan musik modern dan hiburan populer lainnya.
Baca juga: Wamenekraf dorong perlindungan HaKI pelaku ekraf PICA FEST
“Kami ingin menghadirkan pengalaman baru yang lebih kaya bagi pengunjung. Elemen budaya ini diharapkan menjadi penyeimbang dari kemeriahan modern,” kata Gus Tolet.
Ia mengatakan ikon Singa Ambara Raja, simbol kebanggaan masyarakat Buleleng, diangkat sebagai lambang utama festival tahun ini untuk mewakili kekuatan, keberanian, dan kesinambungan.
"Semangat tersebut sejalan dengan cita-cita Pica Fest yang ingin tumbuh berkelanjutan seperti Pesta Kesenian Bali (PKB)," ujarnya.
Selain budaya, kata dia, kolaborasi komunitas juga menjadi daya tarik tersendiri selama perhelatan Pica Fest.
Pica Fest melibatkan komunitas clothing, tattoo, e-sport, otomotif, dan pelari. Sektor UMKM turut diperkuat lewat program Arakultura, hasil kerja sama dengan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali, yang menampilkan produk arak Bali dalam kemasan modern.
Di sisi lain, komitmen lingkungan ditunjukkan melalui pembentukan Pica Waste Department, yang melibatkan sejumlah organisasi seperti Bersih-Bersih Bali, PPLH Bali, Tegeh Sari, ACS Ball, Pesona Plastik, dan Daur Ulang.
Ia mengatakan sampah dipilah secara ketat menjadi organik, anorganik, dan residu sebagai upaya menciptakan festival minim limbah.
“Di tengah perjuangan pemerintah soal pengelolaan sampah, kami ingin Pica Fest menjadi contoh bagaimana sebuah event bisa bertanggung jawab terhadap sampahnya sendiri,” ujar Ketua Panitia Gde Andika Paramarta.
Baca juga: Komunitas "PICA Fest" tetap perjuangkan HAKI merek pakaian lokal Bali
Ia berharap dengan perpaduan antara inovasi generasi muda dan nilai-nilai lokal, Pica Fest 2025 menjadi ruang perayaan yang tidak hanya meriah, tetapi juga membawa dampak ekonomi, sosial, dan budaya yang signifikan bagi Bali.
Pewarta: Rolandus Nampu
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.