Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum DPP Partai Golkar Bahlil Lahadalia menyampaikan "mudah-mudahan" dan akan mendoakan soal rencana pemerintah yang akan mengumumkan Presiden Ke-2 Republik Indonesia Soeharto diberi gelar Pahlawan Nasional.
Menurut dia, Partai Golkar pun akan mengikuti kehendak dari pemerintah tersebut terkait pemberian gelar pahlawan. Dia menilai Soeharto sangat layak diberi gelar pahlawan.
"Mudah mudahan, kita doain," kata Bahlil usai acara peresmian lapangan padel di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Minggu.
Menurut dia, Soeharto mempunyai jasa setelah 32 tahun memimpin bangsa. Terlebih lagi, kats dia, Soeharto meruoakan salah satu pendiri dari partai yang berlambang pohon beringin itu.
Dia mengatakan bahwa tujuan berdirinya Partai Golkar adalah untuk melawan ideologi lain, yakni komunisme.
Selain itu, menurut dia, pemerintahan Soeharto juga berhasil mencapai swasembada pangan dan energi, menurunkan inflasi, hingga mampu menciptakan lapangan pekerjaan.
"Dan di ujung masa kekuasaan, tahun 97-98 Indonesia terkenal macan Asia. Inilah referensi yang dijadikan rujukan partai Golkar," katanya.
Sebelumnya, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengungkapkan Presiden Prabowo Subianto mengumumkan sepuluh nama pahlawan nasional, Senin (10/11), termasuk di antaranya Presiden ke-2 RI Soeharto.
"Kurang lebih 10 nama. Ya masuk, masuk (nama Soeharto)," kata Prasetyo saat menjawab pertanyaan wartawan di kawasan Kertanegara, Jakarta Selatan, Minggu malam.
Prasetyo menjelaskan bahwa penetapan nama-nama tersebut telah melalui proses finalisasi dalam rapat terbatas yang turut dihadiri Menteri Kebudayaan yang juga Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan (GTK) Fadli Zon, di kediaman Presiden Prabowo di Kertanegara, Jakarta Selatan, Minggu.
Baca juga: Istana: Besok Prabowo umumkan 10 pahlawan nasional, termasuk Soeharto
Baca juga: Soeharto, Gus Dur hingga Marsinah penuhi syarat jadi pahlawan
Baca juga: Survei: 84,25 persen responden setuju Soeharto jadi pahlawan nasional
Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































