Menteri sebut ledakan SMAN 72 jadi alarm bagi Kemendikdasmen

2 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) -

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI Abdul Mu'ti menyatakan kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta menjadi alarm bagi kementerian itu untuk melakukan pembenahan dan penguatan sehingga persoalan serupa tidak lagi terjadi di kemudian hari.

“Pengalaman ini menjadi alarm bagi kami di kementerian untuk memperkuat tiga hal yang sebelum kejadian ini sudah kami usahakan perubahannya,” kata dia di Jakarta, Minggu.

Ia mengatakan penguatan pertama yang dilakukan adalah pihaknya sedang merancang Peraturan Menteri Pendidikan Daerah dan Menengah tentang sekolah yang aman, termasuk menciptakan suasana belajar yang aman dari segala macam bentuk kekerasan dan berbagai macam tindakan seperti yang sekarang terjadi.

Pihaknya mencoba untuk mengubah paradigmanya ke arah yang lebih humanis, komprehensif dan partisipatif.

“Jadi, pendekatannya melibatkan semuanya, termasuk ada rencana dalam pendekatan partisipatif ini juga melibatkan duta anti kekerasan yang kami rekrut dan berikan pelatihan secara komprehensif,” kata dia.

Baca juga: Mendikdasmen optimis pembelajaran di SMAN 72 Jakarta kembali normal

Kemudian, melakukan penguatan peran guru di dalam bidang Bimbingan Konseling (BK).

Menurut dia, hal itu sudah ada Peraturan Menteri yang menuntut seluruh guru baik guru BK maupun non guru BK harus melaksanakan tugas pembimbingan konseling.

“Ini bukan menambah beban guru, karena guru memang sesuai undang-undang tugasnya itu ada lima. Satu tugasnya adalah pembimbing,” kata dia.

Ia menjelaskan guru pembimbing ini dihitung dengan jam mengajar sehingga guru tidak harus mengajar selama 24 jam dalam satu minggu.

“Jam mengajar mereka akan dikonversi sebagai guru wali murid yang mendampingi siswa,” kata dia.

Baca juga: Ledakan SMAN 72, belasan korban masih dirawat di RSIJ Jakpus

Mereka akan mendampingi murid, tidak hanya menangani masalah-masalah akademik tapi juga masalah-masalah yang bersifat psikologis, masalah yang bersifat spiritual dan sosial.

Selain itu, juga guru ini akan menjadi penghubung antara sekolah dengan orang tua.

Ia mengatakan banyak terjadi kasus perundungan yang disebabkan persoalan kehidupan keluarga serta komunikasi yang kurang baik antara sekolah dengan orang tua.

Menurut dia, jika ini bisa diperbaiki maka komunikasi dapat ditingkatkan dan mudah-mudahan persoalan perundungan dapat diselesaikan.

Ia mengaku saat ini jumlah kasus perundungan di sekolah memang cukup tinggi, baik murid sebagai pelaku maupun sebagai korban.

Baca juga: Ledakan SMAN 72, terduga pelaku sudah dipindahkan ke RS Polri

“Inilah yang coba kita tangani dengan sekali lagi, pendekatan yang lebih humanis, komprehensif dan partisipatif,” kata dia.

Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |