Jakarta (ANTARA) - Kelelahan terus-menerus, kesemutan pada tangan atau kaki, perubahan suasana hati tiba-tiba, dan penurunan stamina secara umum pada pria berusia 50 tahun lebih sering kali hanya dianggap sebagai tanda penuaan.
Padahal gejala-gejala tersebut bisa jadi menandakan kekurangan nutrisi seperti defisiensi vitamin B12, mengingat metabolisme tubuh melambat seiring bertambahnya usia dan penyerapan nutrisi menjadi kurang efisien.
Sebagaimana dikutip dalam siaran Only My Health pada Senin, seorang ahli gizi menyampaikan bahwa kekurangan vitamin B12 umum terjadi pada orang lanjut usia akibat masalah gizi yang terabaikan dan perubahan sistem pencernaan seiring dengan bertambahnya usia.
"Lambung memproduksi lebih sedikit asam seiring bertambahnya usia, sehingga sulit mendapatkan vitamin B12 dari sumber makanan," kata Pooja, ahli gizi dari Rumah Sakit Fortis di Bengaluru, India.
"Ketidakmampuan untuk mengatasinya sejak dini dapat menyebabkan gangguan neurologis, yang menyebabkan masalah ingatan dan stamina fisik yang rendah," katanya.
Vitamin B12 sangat penting untuk kesehatan saraf, produksi sel darah merah, dan sintesis DNA.
Ketika kadarnya menurun, tubuh tidak dapat mengangkut oksigen dengan baik dan kondisi ini dapat menyebabkan kelelahan dan sesak napas.
Pada pria lanjut usia, kadar vitamin B12 yang rendah dalam tubuh dapat memicu kelelahan, penurunan ungsi kognitif, dan masalah kesehatan kardiovaskular.
Menurut Pooja, gejala umum kekurangan vitamin B12 pada pria berusia di atas 50 tahun dapat berupa kelelahan sepanjang waktu serta rasa kebas, kesemutan, atau terbakar di tangan dan kaki.
Gejala lainnya yakni kemampuan konsentrasi yang buruk, masalah ingatan, suasana hati yang buruk, kulit pucat, penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, serta kelemahan otot atau gaya berjalan tidak stabil yang bisa memburuk secara bertahap.
Kekurangan vitamin B12 pada pria berusia 50 tahun ke atas dapat dipicu oleh penggunaan dalam jangka panjang obat-obatan seperti antasida dan obat diabetes seperti metformin, yang dapat menghambat penyerapan vitamin.
Faktor lain yang dapat berpengaruh yakni penurunan asam lambung yang berperan penting dalam pelepasan vitamin B12 dari makanan, gangguan pencernaan seperti gastritis atau iritasi usus besar, dan rendahnya asupan makanan hewani.
"Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan banyak kondisi, oleh karena itu, penting untuk memeriksakan kadarnya alih-alih mendiagnosis masalah sendiri," kata Pooja.
Baca juga: Kekurangan vitamin B12 bisa dideteksi dari mata
Guna mengatasi masalah akibat kekurangan vitamin B12, Pooja menyarankan pemasukan beragam makanan kaya vitamin B12 ke dalam menu makan harian.
Daging tanpa lemak, ikan salmon atau tuna, telur, yoghurt, dan sereal tergolong sumber vitamin B12 yang baik.
Beberapa obat yang diresepkan bagi pasien berusia 50 tahun dapat mengganggu penyerapan nutrisi.
Jadi, ada baiknya pasien lanjut usia yang perlu mengonsumsi obat asam lambung atau obat diabetes dalam jangka panjang berkonsultasi dengan dokter mengenai penggunaan dosis obat dan upaya pencegahan kekurangan vitamin B12.
Konsumsi makanan kaya probiotik seperti makanan fermentasi dapat membantu memperbaiki pencernaan secara keseluruhan dan dapat meningkatkan penyerapan nutrisi.
Apabila diperlukan, penggunaan suplemen vitamin B12 dapat dipertimbangkan untuk mengatasi defisiensi.
"Pria dengan penyerapan yang buruk atau masalah pencernaan, seringkali, suntikan bermanfaat karena melewati usus. Jangan pernah mengonsumsi suplemen tanpa berkonsultasi dengan dokter," kata Pooja.
Baca juga: Tanda-tanda tubuh kekurangan vitamin D
Baca juga: Sejumlah tanda peringatan tubuh kekurangan nutrisi
Penerjemah: Fitra Ashari
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































