Tapanuli Utara (ANTARA) - Pengendara yang melintas di jalur Sibolga (Tapanuli Tengah) - Bandara Silangit (Tapanuli Utara) melalui Barus–Dolok Sanggul, Humbang Hasundutan, Sumatera Utara (Sumut) diimbau meningkatkan kewaspadaan karena sejumlah titik pada jalur perbukitan itu masih rawan longsor susulan.
Kondisi tebing yang labil dan keberadaan jurang dalam di sisi kanan dan kiri jalan membuat perjalanan di kawasan tersebut perlu kehati-hatian ekstra.
Pantauan ANTARA pada Selasa siang menunjukkan sebagian badan jalan di beberapa titik masih dipenuhi material sisa longsor yang belum sepenuhnya dibersihkan. Endapan tanah basah dan batuan kecil tampak menumpuk di pinggir jalan, menandai rentetan kejadian longsor yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.
Sejumlah ruas tampak menyempit akibat adanya tumpukan material. Pada sisi lain jurang dengan kedalaman diperkirakan mencapai ratusan meter terlihat menganga tanpa banyak pengaman, sehingga pengendara harus mengurangi kecepatan ketika melewati trek tersebut.
Baca juga: BMKG: Waspadai cuaca ekstrem di Sumatera Utara pada 8-15 Desember
Arus kendaraan tetap mengalir baik dari arah Sibolga menuju Bandara Silangit maupun sebaliknya. Mobil pribadi, kendaraan penumpang, truk angkutan barang roda sepuluh hingga sepeda motor, melaju perlahan, menyesuaikan kondisi permukaan jalan yang licin setelah diguyur hujan.
Memasuki kawasan Pakkat - Dolok Sanggul, jalan kembali menanjak dengan medan yang berkelok. Pada beberapa titik tampak bekas longsoran lama yang telah mengering, namun kontur tanah yang rapuh membuat potensi pergeseran material masih tinggi apabila hujan turun.
Beberapa SPBU juga terpantau ramain oleh antrean kendaraan. Menurut warga setempat antrean tersebut berlangsung hampir setiap hari sejak bencana 25 November yang lalu.
Baca juga: Polda intensifkan heli distribusi makanan desa terisolasi di Tapteng
Penumpang pesawat di Bandara Silangit Siborongborong Tapanuli Utara, Selasa (9/12/2025) (ANTARA/M.Riezko Bima Elko Prasetyo)Suasana berbeda terlihat setibanya di kawasan Bandara Silangit setelah enam jam perjalanan yang penuh kehati-hatian. Terminal keberangkatan tampak padat oleh warga yang hendak terbang ke berbagai tujuan, terutama Jakarta.
Mayoritas penumpang adalah relawan hingga penyintas banjir bandang dan tanah longsor dari wilayah Tapanuli Tengah, Humbang Hasundutan, dan Tapanuli Utara. Sementara sebagian kecil adalah pelancong dari destinasi wisata Danau Toba.
Para relawan dan penyintas datang secara mandiri menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan umum. Sebagian lainnya terlihat tiba diantar keluarga, membawa barang seperlunya untuk sementara meninggalkan daerah terdampak bencana.
Di area parkir, lalu lintas kendaraan tampak ramai oleh aktivitas pengantaran dan penjemputan penumpang. Petugas bandara tampak sibuk mengatur arus keluar masuk kendaraan agar tetap tertib di tengah tingginya mobilitas warga.
Masih di kawasan bandara, sebuah posko gabungan tanggap darurat bencana terlihat berdiri di sisi terminal. Posko tersebut melibatkan BNPB, TNI, dan Polri, dengan aktivitas personel yang tampak melakukan koordinasi dan pemantauan situasi terkini di daerah yang masih terdampak bencana.
Baca juga: BRIN identifikasi 118 DAS terdampak bencana banjir di Aceh dan Sumut
Aktivitas di Bandara Silangit pada Selasa siang mencerminkan masih berlangsungnya upaya penanganan pasca-bencana di sejumlah wilayah Tapanuli Raya.
Sementara itu, jalur darat menuju bandara tetap menjadi akses vital yang memerlukan kewaspadaan tinggi karena potensi longsor masih mengancam di sepanjang lintasan perbukitan tersebut.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jumlah korban meninggal dunia akibat bencana, berupa banjir bandang dan longsor, di tiga provinsi di Pulau Sumatera mencapai 914 jiwa per Sabtu (6/12) sore.
Jumlah itu bertambah 47 jiwa dari sebelumnya kemarin 867 jiwa. Jumlah terbanyak ada di Provinsi Aceh 359 jiwa, Sumatera Utara, 329 jiwa, dan Sumatera Barat 226 orang.
Baca juga: Korban meninggal dunia bencana alam di Sumut bertambah 338 orang
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































