Jakarta (ANTARA) - Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta mengimbau warga menaruh tabung gas di lokasi yang mudah dijangkau sehingga memudahkan penanganan bila terjadi kebocoran, termasuk pada selang.
"Untuk penempatan, hindari meletakkan tabung di tempat tersembunyi. Pastikan tabung mudah dijangkau. Kalau terjadi kebocoran tindakan yang mudah adalah melepas regulator," ujar Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Dinas Gulkarmat DKI Jakarta, Saepuloh alam Podcast Dinas Pendidikan DKI terkait "Berbagi Praktik Baik dalam Pengelolaan Pengendalian Kebakaran" di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Gulkarmat DKI sebut perkantoran rawan kebakaran pada akhir pekan
Dia mengatakan kebocoran gas dari tabung, regulator, atau selang menjadi salah satu penyebab kebakaran di Jakarta. Karena itu, pastikan kondisi tabung dalam kondisi bagus, begitu juga dengan regulatornya.
"(Pastikan) regulator kuat dan erat, ber-SNI (Standar Nasional Indonesia), selang kuat, juga pemilihan tabung gas pastikan yang masih bagus," kata Saepuloh.
Dia mengingatkan, kebakaran bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Berbicara penyebab, ini salah satunya berasal dari kebocoran gas dari tabung, regulator, selang, atau sambungan yang rusak.
Dalam kesempatan berbeda, Kepala Seksi Operasi Kebakaran Dinas Gulkarmat DKI Jakarta, M. Tasor mengatakan hingga Juli 2025, kejadian kebakaran sudah mencapai 922 kasus dan angka ini menunjukkan kebakaran bukan ancaman kosong semata.
Adapun kebakaran merupakan ancaman yang serius dan setiap tahunnya ada peningkatan kasus. Pada tahun 2020 misalnya, tercatat sebanyak 1.505 kasus kebakaran, kemudian meningkat menjadi 1.535 kasus pada tahun 2021, dan terus meningkat menjadi 1.691 kasus pada tahun 2022.
"Tahun 2023 tercatat 2.286 kasus kebakaran. Tahun 2024 kejadian kebakaran sebanyak 1.969 kasus (terjadi penurunan akibat program yang dijalankan Dinas Gulkarmat DKI)," kata Tasor.
Baca juga: Hingga 15 Juli 2025, kebakaran di Jakarta sudah 922 kali
Baca juga: Legislator: Pengadaan Satu APAR Satu RT perlu disosialisasi
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
