Baturaja (ANTARA) - Warga Desa Tanjung Kemala, Kecamatan Baturaja Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan terancam terisolasi akibat bencana banjir melanda wilayah setempat.
"Hujan deras yang terjadi sejak Kamis (2/10) malam hingga dini hari menyebabkan banjir yang merendam desa kami," kata Imam, salah seorang warga Desa Tanjung Kemala di Baturaja, Kabupaten OKU, Sumsel, Jumat.
Dia mengatakan, kondisi terparah terjadi di Dusun V Desa Tanjung Kemala, tepatnya di lingkungan rukun tetangga (RT) 18, 19, dan 20, di mana air setinggi sekitar 80 Cm membuat ratusan warga terancam terisolasi.
Bahkan, jalan utama di desa tersebut terendam mengakibatkan kendaraan tidak bisa keluar masuk yang menyebabkan sejumlah warga hanya bisa menunggu bantuan atau sekedar memantau debit air yang terus bertahan.
Baca juga: Cegah banjir, Pemprov Banten lanjutkan normalisasi Sungai Cibanten
"Kalau hujan deras, tempat kami selalu langganan banjir. Sekarang kami tidak bisa kemana-mana,” ujarnya.
Hal senada dikatakan Eko, warga lainnya mengungkapkan bahwa pemerintah sudah beberapa kali meninjau lokasi, namun hingga kini belum ada langkah nyata untuk mengatasi permasalahan banjir tersebut.
"Kami hanya berharap pemerintah memberi perhatian lebih pada wilayah kami agar banjir tidak menjadi ancaman bagi masyarakat," harapnya.
Selain merendam pemukiman warga, banjir juga menutupi sejumlah ruas jalan di Kota Baturaja.
Baca juga: Pemprov Bali minta bantuan sistem peringatan banjir lewat DPR
Pantauan di lapangan menunjukkan banyak pengendara ragu untuk melintas karena genangan air cukup tinggi.
Kondisi ini membuat arus lalu lintas tersendat dan menimbulkan kemacetan di beberapa titik.
Sementara, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKU, Januar Efendi mengatakan bahwa saat ini pihaknya telah menerjunkan personel ke beberapa titik banjir untuk mengevakuasi korban jika diperlukan.
"Sejauh ini belum ada warga yang dievakuasi karena mereka masih bertahan di dalam rumah. Meskipun demikian kami tetap menyiapkan perahu karet untuk mengevakuasi korban jika diperlukan," ujarnya.
Baca juga: Masyarakat Adat Kubu Raya hidup dalam ancaman perubahan iklim
Pewarta: Edo Purmana
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.