Warga binaan tingkatkan keterampilan lewat Nusakambangan Berdaya

3 months ago 24

Jakarta (ANTARA) - Para warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, kini bisa meningkatkan keterampilannya melalui program Nusakambangan Berdaya.

Kepala Lembaga Pemasyarakatan Khusus Kelas II A Karanganyar Nusakambangan Riko Purnama Candra mengatakan program yang dihadirkan oleh PT Pembangkit Listrik Negara (Persero) atau PLN tersebut tidak hanya meningkatkan keterampilan, tetapi juga menumbuhkan rasa percaya diri warga binaan.

"Kami sudah melakukan pelatihan yang kami berikan kepada warga binaan sebanyak 30 orang untuk saat ini dan itu dilatih oleh pihak PLN," ucap Riko dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Dia pun mensyukuri para warga binaan cepat menangkap, antusias, dan bersemangat karena pelatihan tersebut merupakan hal yang baru dan bisa menimbulkan rasa percaya diri nanti pada saat warga binaan kembali ke masyarakat.

Nusakambangan Berdaya merupakan program pemberdayaan komunitas di Lapas Nusakambangan dengan memberikan pelatihan pemanfaatan limbah pembakaran batu bara atau fly ash and bottom ash (FABA) menjadi barang bernilai guna tinggi.

Selain sejalan dengan konsep Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG), pemanfaatan FABA mampu menjadi sumber daya yang potensial dalam pembangunan infrastruktur dan mendukung konsep sirkular ekonomi kerakyatan.

Maka dari itu, Riko menilai sebuah harapan baru tumbuh bagi warga binaan yang sebagian hidupnya telah dihabiskan di balik jeruji besi. lantaran melalui program tersebut, kini para narapidana terampil mengolah FABA dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Adipala menjadi barang bernilai ekonomi, seperti batako, paving block, roaster, dan buis beton.

Ke depan, dia berharap program itu dapat terus berjalan dan memberikan manfaat yang luas bagi warga binaan.

"Harapan kami kegiatan ini bisa berjalan secara berkesinambungan, sehingga mereka bisa produktif dan bisa menghasilkan, memiliki keterampilan, serta kemampuan-kemampuan untuk bisa hidup secara mandiri sebagai nanti bekal pada saat kembali pulang ke keluarga," tuturnya.

Salah satu warga binaan Lapas Terbuka, Nusakambangan, Hasanudin mengaku pada awalnya sangat antusias saat mengetahui tentang program inisiasi PLN dan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) tersebut.

"Awalnya, kami ditawarkan oleh Lapas, siapa saja yang mau ikut pelatihan. Saya tertarik, akhirnya mendaftar, kemudian kami mengikuti pelatihan selama kurang lebih satu bulan, mulai dari nol sampai bisa menjalankan mesin press batako, " ujar Hasanudin.

Sementara warga binaan Lapas Nirbaya, Nusakambangan, Danang Fitriansyah mengaku awalnya tak memiliki keterampilan apa pun, namun dalam waktu kurang dari sebulan, kini ia sudah mampu memproduksi batako secara mandiri.

“Setelah ada pembinaan dan pembelajaran, ilmu dan keterampilan saya bertambah. Terima kasih kepada Bapak Menteri Imipas dan PLN atas kesempatan ini,” ungkap Danang.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan pemanfaatan FABA menjadi produk bernilai tambah merupakan salah satu bentuk komitmen perusahaan dalam mengimplementasikan aspek ESG.

Dia menuturkan produk FABA yang dihasilkan tidak hanya memperkuat industri konstruksi, tetapi juga membuka jalan kemandirian ekonomi bagi para warga binaan.

“Ini baru langkah awal. Bersama Kementerian Imipas, kami ingin memastikan program ini terus berlanjut, membawa manfaat ekonomi, sosial, dan tentu saja harapan bagi masa depan warga binaan,” tutur Darmawan.

Baca juga: Menteri Imipas: Pembangunan BLK Nusakambangan digenjot untuk WBP

Baca juga: Kemenimipas tanam 360.700 bibit kelapa di seluruh Indonesia

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |