Wamenekraf: RI berpeluang jadi pusat fesyen "modest" dan berkelanjutan

1 hour ago 1

Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamenekraf) Irene Umar menegaskan bahwa Indonesia memiliki peluang besar menjadi pusat mode (fashion hub) dunia, terutama dalam dua segmen yang tengah naik daun: modest fashion (busana santun) dan sustainable fashion (fesyen berkelanjutan).

“Kalau kita bicara modest fashion, semua orang melihatnya ke Indonesia. Modest fashion juga bukan busana Muslim, namun pada dasarnya adalah busana berpotongan sopan, dan semua orang memakainya, dan kita melihat langsung bahwa Singapura, Malaysia, Brunei itu melihat kiblatnya ke Indonesia. Kalau mereka ingin tahu tren terbaru, ya ke Indonesia,” kata Irene ditemui ANTARA usai gelaran ASIK (Akselerasi Ekspor Kreasi Indonesia) Fashion Connect 2025 di Jakarta, Selasa.

Selain dunia yang kini memandang Indonesia sebagai rujukan utama dalam modest fashion, ia menekankan bahwa di bidang sustainable fashion, yang telah menjadi tren fesyen global, Indonesia disebut memiliki keunggulan pada ketersediaan bahan baku ramah lingkungan.

Pada beberapa peragaan busana, desainer telah memanfaatkan kain perca, material berkelanjutan, hingga pewarna alami berbasis sumber daya lokal. Ia menilai pendekatan ini dapat menjadi solusi terhadap dominasi fast fashion global yang tengah mendapat sorotan karena dampak lingkungannya.

Baca juga: Kemenekraf jembatani 12 jenama fesyen lokal ke pasar global lewat ASIK

Irene menekankan bahwa keunggulan kreativitas, keragaman budaya, hingga potensi bahan baku lokal menempatkan Indonesia pada posisi yang sangat strategis dalam industri fesyen global.

“Tren fesyen saat ini menggunakan material berkelanjutan, misal, menggunakan pewarna alami. Pewarna alami dan bahan baku yang ada di Indonesia itu sangat melimpah. Jadi pertanyaannya adalah, bagaimana kita mengintegrasikan itu? Kembali ke cara kita menggunakan kearifan lokal dari nenek moyang kita untuk digunakan dalam fesyen modern,” kata dia.

“Itu bisa menjadi solusi potensial untuk fast fashion yang sangat marak di dunia saat ini.” Wamenekraf menambahkan.

Pagelaran busana jenama lokal dalam acara ASIK (Akselerasi Ekspor Kreasi Indonesia) Fashion Connect 2025 yang diusung Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) di Perpustakaan Nasional RI, Jakarta, Selasa (9/12/2025). (ANTARA/Pamela Sakina)

Lebih lanjut, Irene juga menjelaskan bahwa permintaan internasional terhadap produk fesyen Indonesia sebenarnya sudah terjadi, salah satunya dari pasar Timur Tengah.

“Banyak sekali, sampai ke Dubai, sampai ke Timur Tengah, mereka itu sangat berharap (produk) Indonesia itu bisa sampai ke sana. Mereka ingin belanja,” ujarnya.

Kondisi ini menunjukkan tingginya minat global sekaligus kebutuhan untuk memperkuat standar ekspor dan ketersediaan informasi mengenai jenama lokal.

Baca juga: Ekraf dukung kegiatan positif bersifat kreatif dari berbagai industri

Menurutnya, beberapa merek Indonesia telah membuktikan kemampuan untuk menembus pasar global. Pemerintah juga ingin memperluas peluang tersebut melalui inisiatif seperti Ekraf Hunt dan ASIK, program yang dirancang sebagai cikal bakal direktori kreatif untuk membantu jenama Indonesia ditemukan pasar internasional.

“Kita tidak mau hanya seremonial, kita ingin melakukan sesuatu yang berkelanjutan,” tegas Irene.

Dengan kombinasi kekuatan budaya, kreativitas, dan inovasi berkelanjutan, Irene optimistis Indonesia berada pada jalur tepat untuk menjadi pusat mode yang diperhitungkan di kancah internasional.

Diketahui, kontribusi subsektor fesyen di Indonesia mencapai 17,6 persen dari total nilai tambah ekonomi kreatif, yaitu sebesar Rp225 triliun pada 2022. Fesyen juga mendominasi nilai ekspor yakni sebesar 61 persen pada tahun 2021 dari total ekspor produk ekonomi kreatif.

Sementara pada 2022, tercatat nilai devisa subsektor fesyen mencapai 16,47 miliar dolar AS (sekitar Rp274,57 triliun), serta dari sisi penyerapan SDM, subsektor fesyen menyerap tenaga kerja sebesar 17 persen atau sebesar 25 juta lapangan kerja.

Baca juga: Wamenekraf serukan ide kreatif film berkembang hingga suvenir

Baca juga: Wamenekraf dorong talenta musikal tembus panggung global

Baca juga: Wamenekraf soroti pentingnya seni budaya dekat dengan generasi muda

Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |