Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti mendorong perluasan Preferential Trade Agreement (PTA) negara-negara anggota Developing-8 (D-8) menuju kerja sama yang komprehensif.
"Kami mengapresiasi adanya PTA D-8 yang telah berlangsung sejauh ini. Namun, kami turut mendorong agar PTA D-8 dapat lebih lanjut berkembang menjadi FTA atau perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif CEPA," jelasnya saat menghadiri Pertemuan Keempat Dewan Menteri Perdagangan D-8 atau The Fourth Meeting D-8 Trade Ministers Council (4th D-8 TMC) di Kairo, Mesir, Selasa (2/12/2025).
Dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, Wamendag Roro menegaskan komitmen RI dalam memperkuat kerja sama ekonomi dan perdagangan di antara negara-negara anggota D-8.
"Hari ini kami hadir dalam The Fourth Meeting D-8 Trade Ministers Council untuk dapat memperkuat kerja sama yang telah terjalin selama ini," jelas Roro.
Menurutnya, di tengah ketidakpastian global yang diwarnai ketegangan geopolitik, gangguan rantai pasok, serta proteksionisme, D-8 PTA dapat menjadi instrumen sentral untuk mengakselerasi perdagangan intra D-8.
Roro Esti menambahkan perluasan PTA ini penting agar dapat tercapai target perdagangan antaranggota D-8 sebesar 500 miliar dolar AS pada 2030.
"Kita perlu memasukkan disiplin baru yang memfasilitasi perdagangan, mempromosikan investasi, dan memperkuat kerja sama regulasi," ujarnya.
Roro turut menyoroti peluang besar dalam kerja sama mengenai perdagangan dan industri halal.
Ia berharap kerja sama terkait halal, meliputi makanan, kosmetik, farmasi, fesyen, dan jasa, dapat diintegrasikan ke dalam kerangka perdagangan yang lebih luas.
"Seharusnya kerja sama terkait halal antarnegara dapat lebih ditingkatkan, mengingat besarnya potensi pasar global halal yang terus tumbuh sampai sekarang," ungkapnya.
Roro juga mengatakan saat ini diperlukan adanya peningkatan utilisasi mengenai perjanjian dagang antarnegara D-8 bersinergi dengan sektor swasta.
Kemudian, ia mendorong agar selanjutnya di bawah D-8 Chamber of Commerce dapat dibentuk juga advisory council seperti di ASEAN.
Dalam forum tersebut, Wamendag Roro menyampaikan kesiapan Indonesia sebagai tuan rumah Pertemuan Dewan Menteri Perdagangan (Trade Ministers’ Council/TMC Meeting) saat Keketuaan Indonesia di D-8 pada 2026-2027.
"Kami berharap TMC Meeting selanjutnya, negara D-8 dapat membawa pelaku usahanya masing-masing, karena akan bersinggungan dengan agenda yang akan dilaksanakan nantinya, seperti business matching dan business forum," ucapnya.
D-8 adalah organisasi yang terdiri atas negara Bangladesh, Mesir, Indonesia, Iran, Malaysia, Nigeria, Pakistan, dan Turki.
Sedangkan, D-8 PTA merupakan kerja sama penurunan tarif antarnegara anggota D-8.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, pada Januari-September 2025, total perdagangan Indonesia dengan D-8 mencatatkan nilai 30,1 miliar dolar AS atau naik 9,5 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.
Nilai tersebut terdiri atas ekspor Indonesia ke D-8 sebesar 19,1 miliar dan impor senilai 11 miliar dolar AS.
Ekspor Indonesia ke D-8 meliputi minyak sawit dan turunannya, batu bara, tembaga dan paduannya, serta korundum dan alumina.
Adapun impor Indonesia dari D-8 meliputi minyak bumi, beras, polietilen, serta mesin dan peralatan mekanik.
Baca juga: Wamendag dorong produk RI lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan
Baca juga: Wamendag Roro dorong kolaborasi lintas sektor perkuat sistem logistik
Baca juga: Wamendag Roro soroti pentingnya pembaruan kemitraan ASEAN-Jepang
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































