Waketum PAN tekankan jaga keseimbangan pragmatisme-ideologi partai

1 month ago 14
"PAN harus menjaga keseimbangan antara pragmatisme dan konsistensi ideologis,"

Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno menekankan perlunya menjaga keseimbangan antara pragmatisme dan ideologi partai menyoal transformasi PAN ke depan.

"PAN harus menjaga keseimbangan antara pragmatisme dan konsistensi ideologis," kata Eddy saat menjalani Sidang Terbuka Promosi Doktor Program Studi Ilmu Politik, Fakultas Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) di Kampus UI Depok, Jawa Barat, Kamis.

Sebab, kata dia, transformasi PAN dari partai ideologis-konfrontatif yang berfokus pada kebijakan (policy-seeking) menjadi partai pragmatis-kooperatif yang berorientasi pada perolehan suara dan jabatan (vote & office seeking) membawa pula risiko yang ikut mengiringinya.

"PAN menghadapi tantangan untuk menjaga keseimbangan antara mempertahankan relevansi politik dan tetap setia pada prinsip-prinsip ideologisnya. Dalam jangka panjang, kehilangan arah ideologis ini berpotensi melemahkan daya tarik PAN, khususnya di mata pemilih yang mengharapkan konsistensi prinsip dari sebuah partai politik," ujarnya.

Selain itu, dia menekankan perlunya memperkuat kelembagaan partai untuk menjaga daya saing PAN di masa mendatang.

"Lemahnya perlembagaan partai juga dapat menghambat keberlanjutan partai dalam jangka panjang," ucapnya.

Untuk itu, dia menekankan bahwa pelemahan-pelemahan ideologisasi partainya tersebut perlu mendapatkan pula penguatan dari aspek pelembagaan.

"Jangan sampai pragmatisme politik kita untuk mempertahankan eksistensi partai dengan tetap beradaptasi bertransformasi menuju orientasi vote dan office (seeking) ini kemudian mengkompromikan posisi ideologis PAN ke depan," tutur Eddy.

Dia menegaskan bahwa ideologi PAN tetap mengusung inklusivime dan pluralisme sebagai platform perjuangan dari pendirian partainya tersebut.

"Inklusivime dan pluralisme tetap menjadi pegangan kami, tapi yang ingin kami tegaskan di sini adalah jangan sampai kerja-kerja politik kami yang berorientasi pada vote dan office seeking itu kemudian meninggalkan," katanya.

Sebab, lanjut dia, orientansi vote dan office seeking yang dilakukan partainya sedianya bersifat temporal dalam situasi tertentu.

"Dalam artian dilaksanakan di saat kontestasi elektoral, pemilu dan pilpres dan pascapilpres, namun setelah itu PAN harus berjuang memperjuangkan gagasan-gagasan," kata Wakil Ketua MPR RI itu.

Hal itu dikemukakan Eddy saat menjawab pertanyaan dari Dr. Sri Budi Eko Wardani, M.Si yang menjadi salah satu penguji dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor tersebut.

"Menurut Pak Eddy apakah bisa dikatakan PAN gagal dalam berpartai dari sisi ideologi, transformasi ini menunjukkan PAN gagal dalam berpolitik?" tanyanya.

Acara tersebut turut dihadiri oleh Wakil Menteri (Wamen) Transmigrasi Viva Yoga Mauladi, Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti, Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat, Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay, hingga Wakil Ketua komisi VI DPR RI, Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio.

Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024

Read Entire Article
Rakyat news | | | |