Jakarta (ANTARA) - Wakapolri Komjen Pol. Dedi Prasetyo mengatakan Patroli Dialogis Presisi menjadi salah satu strategi utama dalam percepatan transformasi Polri untuk memperkuat pelayanan publik dan kehadiran polisi di tingkat akar rumput.
Dedi dalam keterangan diterima di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa patroli tersebut menekankan pola komunikasi dua arah antara personel kepolisian dan masyarakat.
Patroli dialogis, kata dia, bukan sekadar kegiatan rutin berkeliling di area rawan, melainkan juga menyerap aspirasi, memberikan edukasi, serta menawarkan solusi atas persoalan warga.
“Ini adalah wujud nyata kehadiran polisi tanpa sekat. Masyarakat harus merasakan bahwa polisi siap melindungi, melayani, dan mengayomi,” katanya.
Dedi mengungkapkan bahwa Polri menerapkan pola park, walk, talk (PWT) dalam patroli ini. Dalam praktiknya, petugas memarkir kendaraan di lokasi publik sebagai simbol kehadiran, berjalan kaki untuk mengamati situasi dan mendekatkan diri dengan warga, lalu aktif menyapa untuk membuka ruang dialog.
Pendekatan ini menjadi bagian dari penguatan community policing (pemolisian masyarakat) yang menargetkan seluruh lapisan masyarakat agar semakin sadar menjaga keamanan lingkungan.
Sebelumnya, dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) pada Selasa (18/11), Wakapolri Komjen Pol. Dedi Prasetyo menyampaikan institusinya terus menerus berbenah untuk mendorong akselerasi reformasi Polri.
"Kami berangkat dari pemikiran kami bahwa reformasi ini berjalan terus-menerus hingga hari ini sesuai arahan Kapolri, kita tidak boleh lelah untuk terus perbaiki diri," ujarnya.
Dedi mengatakan perbaikan pelayanan publik menjadi prioritas dalam upaya transformasi.
“Kami sudah menyiapkan peta jalan peningkatan kualitas layanan dari tingkat Polsek hingga Mabes,” katanya.
Ia menambahkan bahwa Patroli Dialogis Presisi merupakan salah satu instrumen penting dalam memastikan polisi hadir sebagai problem solver di tengah masyarakat.
Pewarta: Nadia Putri Rahmani
Editor: Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
