Wagub pastikan pengembangan sorgum di Jabar diperluas

1 hour ago 3
dua hektare lahan di Cirebon saat ini digunakan untuk pembibitan. Tahun depan area tersebut diperluas menjadi 18 ha

Cirebon (ANTARA) - Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Erwan Setiawan memastikan pengembangan tanaman sorgum di provinsi tersebut diperluas, dengan dukungan dari Kementerian Pertanian (Kementan) yang menyiapkan lahan seluas 5.000 hektare di beberapa daerah.

“Kementan sudah menyiapkan 5.000 hektare lahan untuk penanaman sorgum,” kata Erwan di Cirebon, Jabar, Jumat.

Menurut dia, lahan di Jabar yang sudah ditetapkan berada di beberapa kabupaten yakni seperti 8 hektare di Cirebon, 20 hektare di Majalengka, 50 hektare di Garut serta sebagian di Kabupaten Sukabumi.

Ia menyampaikan selanjutnya pengembangan tanaman sorgum akan dilakukan di Indramayu, Subang serta penambahan kembali di Majalengka karena memiliki kondisi dan iklim yang cocok untuk budidaya komoditas tersebut.

“Ini program strategis. Kita manfaatkan lahan-lahan tidak produktif agar bisa menghasilkan. Kalau berjalan, ketahanan pangan nasional bisa terwujud tanpa bergantung pada impor beras maupun palawija,” katanya.

Ia menjelaskan pemerintah daerah tingkat provinsi, kota, dan kabupaten didorong untuk menginventarisasi lahan-lahan aset yang tidak aktif untuk dipakai sebagai lokasi budidaya tanaman pangan seperti sorgum.

Dengan cara itu, kata dia, penanaman sorgum bisa diperluas dan dimanfaatkan untuk mendukung kemandirian pangan di tingkat daerah.

“Sebagai contoh, dua hektare lahan di Cirebon saat ini digunakan untuk pembibitan. Tahun depan area tersebut diperluas menjadi 18 hektare,” katanya.

Ia menegaskan potensi sorgum sangat besar karena seluruh bagiannya bermanfaat seperti biji dapat diolah menjadi bahan pengganti beras maupun tepung, batang bisa dipakai sebagai bahan baku bioetanol dan biomassa, sementara akarnya dapat dijadikan pupuk.

“Tidak ada yang terbuang dari tanaman sorgum ini. Semua bisa dimanfaatkan,” ujarnya.

Namun, ia mengakui salah satu kendala yang dihadapi petani sorgum adalah pemasaran karena selama ini pengembangan masih dilakukan kelompok kecil sehingga tidak terkoordinasi dengan baik.

“Ke depan kami bentuk kelompok-kelompok tani sorgum supaya hasilnya bisa diserap, mulai dari panen sampai hilirisasi,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distanhorti) Dadan Hidayat menyampaikan program pengembangan sorgum ini sejalan dengan upaya pemerintah pusat yang gencar melaksanakan diversifikasi pangan.

Menurut dia, pengembangan sorgum pernah dicanangkan oleh pemerintah pusat maupun daerah sebelumnya dan kini kembali diprioritaskan.

Ia menekankan pangsa pasar menjadi kunci, sehingga dukungan dari pihak eksternal seperti PT Dirgantara Indonesia (PTDI) sangat diperlukan karena telah menjadi perantara untuk mendatangkan off-taker yang akan menyerap hasil produksi sorgum.

“Kalau petani siap menanam, harus ada pihak yang membeli. Karena itu kami arahkan kontrak farming dengan off-taker supaya saling menguntungkan,” katanya.

Dadan mengemukakan pada 2025, Provinsi Jabar menargetkan penanaman sorgum seluas 148 hektare dengan produktivitas rata-rata 7 ton per hektare.

Ia menambahkan fokus pengembangan di Jabar, diarahkan untuk diversifikasi pangan dengan memanfaatkan biji sorgum.

“Sekarang kami fokuskan untuk pengembangan sorgum sebagai komoditas pangan,” ucap dia.

Baca juga: Pemprov Jabar dan PTDI mulai kembangkan komoditas sorgum di Cirebon

Baca juga: Kemenhub dan Jabar sinergi perkuat SDM transportasi berkualitas

Baca juga: Gubernur Jabar pangkas belanja imbas dana transfer turun Rp2,4 triliun

Pewarta: Fathnur Rohman
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |