Jakarta (ANTARA) - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyampaikan keprihatinan mendalam atas peristiwa tragis ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, yang menimbulkan korban jiwa , termasuk para santri.
"Kami sangat prihatin atas kejadian ini dan kasus ini menyebabkan anak-anak berada dalam situasi darurat, yaitu menjadi korban bencana sosial," kata Anggota KPAI Diyah Puspitarini saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Polda Jatim imbau warga tidak rusak TKP ambruknya Ponpes Al Khoziny
Pihaknya terus memantau penanganan tim SAR gabungan yang saat ini masih terus berusaha mencari korban yang terhimpit bangunan mushalla yang ambruk.
"Proses mitigasi dan konstruksi salah satu yang menjadi persoalan," kata Diyah Puspitarini.
KPAI juga menekankan pentingnya penanganan anak-anak yang menjadi korban luka.
"Saat ini mohon difokuskan penanganan anak yang membutuhkan penyembuhan, anak-anak yang menjadi korban," kata Diyah Puspitarini.
Berdasarkan data yang dihimpun Basarnas, tercatat ada 22 korban runtuhnya mushalla Ponpes Al Khoziny telah dievakuasi, dan sembilan diantaranya dinyatakan meninggal dunia.
Baca juga: Proses evakuasi korban Ponpes Al Khoziny dekati lapisan dasar
Baca juga: Basarnas kembali evakuasi empat korban Ponpes Al Khoziny
Adapun data korban meninggal, yakni atas nama Maulana Alfan lbrahimavic (13), Mochammad Mashudulhaq (14), Muhammad Soleh (22), Rafi Catur Okta Mulya (17), M. Agus Ubaidillah (14).
Sedangkan empat korban lainnya yang ditemukan pada Jumat (3/10) hingga pukul 11.34 WIB, masih dalam proses identifikasi di Pos Mortem RS Bhayangkara Surabaya.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.