Ilham Pradipta, bankir muda BRI yang gugur karena menjaga amanah

1 hour ago 1
bahwa bankir sejati bukan hanya mengelola dana nasabah, tetapi juga menjaga amanah yang dititipkan

Jakarta (ANTARA) - Sore itu, 20 Agustus, suasana parkiran pusat grosir di Pasar Rebo, Jakarta, tampak biasa. Deru kendaraan, suara pedagang, dan lalu lalang pengunjung berbaur seperti hari-hari sebelumnya. Namun, siapa menyangka, ketika itu, terjadi sebuah adegan mencekam di salah satu sudut parkiran terbuka.

Seorang pria muda berbadan tegap, mengenakan kemeja putih, baru saja keluar dari rapat dengan pimpinan sebuah perusahaan ritel. Ia berniat menuju mobilnya. Namun beberapa orang mendekat, menarik lengannya, lalu memaksanya masuk ke sebuah mobil berwarna putih.

Kamera pengawas menangkap momen singkat itu: sosok korban berusaha melawan, bahkan sempat terdengar teriakan meminta tolong. Tetapi, dalam hitungan detik, mobil itu melesat pergi, meninggalkan parkiran yang kembali riuh seolah tak terjadi apa-apa.

Pria itu adalah Mohammad Ilham Pradipta, Kepala Kantor Cabang Pembantu (KCP) BRI Cempaka Mas, Jakarta. Usianya baru 37 tahun. Dua hari kemudian, Rabu (22/8), jasadnya ditemukan di persawahan Kampung Karangsambung, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Bekasi, Jawa Barat. Mulut, tangan dan kaki terikat lakban. Ia menjadi korban sindikat kejahatan keuangan yang sedang mengincar rekening dormant.

Kematian Ilham bukan sekadar kehilangan seorang bankir muda. Ia meninggalkan kisah dramatis tentang bagaimana integritas bisa berbenturan dengan kejahatan terorganisir, dan betapa harga mempertahankannya bisa sangat mahal.

Sindikat rekening dormant

Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya menyatakan bahwa Ilham menjadi korban karena menolak permintaan sindikat untuk membantu memindahkan dana dari rekening dormant ke rekening penampungan.

Dalam pengusutan, polisi berhasil menangkap 18 tersangka. Mereka terbagi menjadi empat klaster, yakni perencana, eksekutor penculikan, pelaku penganiayaan, serta tim yang membuntuti korban. Termasuk otak kejahatan berinisial DH, seorang pengusaha sekaligus pemilik aplikasi daring dan motivator.

Penyidik mendapati motif para pelaku adalah menguasai dana tidur bernilai puluhan miliar rupiah yang ada dalam wewenang Ilham sebagai kepala kantor cabang.

Beberapa pembunuh Ilham disebut polisi sebagai pemain dalam kasus pembobolan rekening dormant.

Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri mengungkap siasat mereka di antaranya dengan mengaku-ngaku sebagai tim Satuan Tugas Perampasan Aset dari sebuah kementerian, menyasar sejumlah kantor cabang bank, dan menekan para kepala kantor dengan berbagai cara agar menuruti permintaan mereka.

Bankir muda berintegritas

Sosok Ilham, atau Dipta sebagaimana ia akrab dipanggil, sebenarnya sedang berada di puncak awal kariernya. Sejak awal masuk BRI, ia dikenal disiplin, telaten, dan selalu menempatkan kepercayaan nasabah di atas segalanya.

Rekan-rekannya menggambarkan dirinya bukan hanya sebagai pekerja keras, melainkan pribadi yang rendah hati.Dari posisi manajer, ia dipromosikan menjadi Sub Branch Office Manager di BRI Cempaka Putih Jakarta.

Kinerja Ilham dalam mengembangkan bisnis funding dan transaksi membuat jalannya terbuka untuk posisi lebih tinggi. Bahkan sebelum peristiwa tragis itu, ia sedang diusulkan untuk masuk dalam Pool of Candidate sebagai Department Head di salah satu kantor wilayah.

Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |