Jakarta (ANTARA) - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menegaskan bahwa kolaborasi dari dunia usaha, pemerintah, dan pekerja merupakan fondasi utama dari ekosistem ketenagakerjaan yang sehat.
“Ekosistem ketenagakerjaan yang sehat, kompetitif, dan berkelanjutan hanya bisa terwujud bila dibangun atas dasar saling percaya dan kolaborasi,” kata Menaker Yassierli dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Ia menilai, dunia kerja Indonesia tengah menghadapi tantangan besar. Setiap tahun jutaan angkatan kerja baru masuk pasar, sementara pemulihan industri global belum sepenuhnya terjadi.
Lebih lanjut, Menaker mengatakan hal itu menimbulkan kesenjangan antara kompetensi lulusan dengan kebutuhan industri. Karena itu, penguatan pelatihan vokasi dan sertifikasi kompetensi perlu terus diperluas.
Selain itu, Yassierli juga menekankan pentingnya dunia kerja yang inklusif. Ia menegaskan, penyandang disabilitas harus diberi kesempatan yang sama untuk berkontribusi nyata dan memberi nilai tambah bagi perusahaan.
Selain kompetensi dan inklusi, dinamika hubungan industrial juga menjadi isu penting. Menaker Yassierli menilai persoalan upah minimum, PHK, hingga diskriminasi di tempat kerja hanya bisa diselesaikan melalui hubungan industrial yang harmonis, produktif, dan transformatif.
Ia mengingatkan, strategi menghadapi masa depan tidak cukup meniru praktik negara lain. Indonesia harus membangun future practice berbasis kearifan lokal seperti gotong royong dan hubungan industrial Pancasila.
“Dalam 10 tahun ke depan, separuh pekerjaan saat ini diperkirakan hilang. Karena itu, generasi muda harus dibekali kompetensi baru seperti agility dan flexibility,” ujarnya lagi.
Tak hanya itu, juga mengingatkan pentingnya keterlibatan serikat pekerja bagi perusahaan. “Serikat pekerja jangan hanya dikenal karena aksi demonstrasi, tapi juga harus menjadi champion produktivitas dan K3. Sinergi semacam ini akan mempercepat pergerakan roda ketenagakerjaan nasional,” katanya pula.
Sependapat, Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu menambahkan, transformasi perbankan tidak hanya soal kinerja finansial, tapi juga oleh sumber daya manusia (SDM) yang kompeten serta reputasi yang baik, serta penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).
“BTN tidak hanya bicara pembiayaan rumah, tetapi juga keberlanjutan dan tanggung jawab sosial. Itu yang menjadi nilai tambah perusahaan di masa depan,” ujar Nixon.
Ketua Umum Serikat Pekerja BTN Rizky Novriady menyampaikan bahwa transformasi BTN dalam lima tahun terakhir telah meningkatkan kesejahteraan pekerja.
“Transformasi Human Capital kini juga menyentuh aspek sosial demi terciptanya dunia kerja yang adil dan produktif,” ujarnya.
Baca juga: Menaker: ekosistem ketenagakerjaan pacu pertumbuhan dunia usaha
Baca juga: Kemnaker tegaskan komitmen bangun ekosistem ketenagakerjaan inklusif
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.