Bandarlampung (ANTARA) - Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela meminta kabupaten dan kota di provinsi tersebut memperkuat pengawasan terhadap pangan dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Pemerintah Provinsi Lampung menekankan agar setiap kabupaten serta kota segera memperkuat pengawasan pangan mulai dari distribusi, proses penyajian, higienitas, hingga rantai penyimpanan bahan baku," ujar Jihan berdasarkan keterangannya di Bandarlampung, Kamis.
Ia mengatakan, meski kasus keracunan sempat terjadi, namun tidak berstatus sebagai kejadian luar biasa. Akan tetapi hal tersebut tetap menjadi perhatian serius pemerintah daerah.
"Agenda ini sangat penting, karena sesuai arahan Presiden tentang percepatan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis. Namun dalam perjalanannya masih ada dinamika di beberapa lokasi satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) yang perlu segera dievaluasi," katanya.
Baca juga: Mukomuko siapkan tiga lokasi SPPG dukung program MBG
Dia menjelaskan telah dilakukan pula evaluasi atas dinamika yang terjadi di lapangan, khususnya terkait kasus keracunan makanan di sejumlah daerah.
"Keberhasilan program Makan Bergizi Gratis bukan hanya diukur dari capaian jumlah penerima, tetapi juga dari jaminan kualitas dan keamanan pangan yang disalurkan," ucap dia.
Ia menyebut pemerintah daerah menargetkan tidak ada lagi kasus keracunan yang mencoreng kredibilitas program nasional tersebut.
“Kami menargetkan zero accident atau nol kasus keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis. Jangan sampai program yang ini justru berubah menjadi makan yang membuat sakit,” ujar dia.
Diketahui sebelumnya 247 siswa sekolah dasar, dan sekolah menengah pertama yang masuk dalam jangkauan pelayanan dapur SPPG Sukabumi Bandarlampung pada Jumat (29/8) mengalami keracunan massal. Berdasarkan sidak BBPOM Lampung, hasil uji awal makanan tersebut tercemar bakteri Escherichia Coli dari air yang digunakan dalam pengolahan makanan.
Baca juga: Polres OKU siapkan lahan pembangunan dapur program MBG
Baca juga: Pulang Pisau laksanakan MBG tahap pertama sasar 1.604 penerima manfaat
Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.