Surabaya (ANTARA) - Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mendorong seluruh pejabat/kepala perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur untuk memanfaatkan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dalam menunjang pelayanan publik/masyarakat.
Emil dalam keterangan diterima di Surabaya, Senin, menegaskan penggunaan AI bukan lagi sebatas teori, melainkan sudah menjadi kebutuhan praktis dalam penyelenggaraan pemerintahan.
"Jangan sampai Pemprov Jatim tertinggal. Penggunaan AI, seperti chat GPT, dapat mengefisienkan proses brainstorming, eksplorasi ide, hingga inventarisasi data dan fakta," kata Emil.
Baca juga: Wagub Jatim tinjau kesiapan Bandara Juanda hadapi arus balik Lebaran
Menurut Emil, AI dalam pemerintahan berperan sebagai regulator, fasilitator, pemimpin, dan pengguna.
Dengan menyeimbangkan empat fungsi tersebut, kata dia, pemerintah dapat mendorong pengembangan AI yang aman, inovatif, dan berpihak pada kepentingan publik.
Ia mengajak seluruh kepala perangkat daerah untuk menginventarisasi bidang strategis di Pemprov Jatim yang bisa dieksplorasi pemanfaatan kecerdasan buatan.
Saat ini, Pemprov Jatim telah mulai menggunakan AI dalam pengolahan data dan analisa kebijakan berbasis data tidak terstruktur, termasuk data gambar dan video.
"Teknologi ini memungkinkan kita mengekstraksi data dari berbagai sumber untuk mendukung pembuatan kebijakan yang lebih berbasis data," ujarnya.
Baca juga: Wagub Jatim tinjau perbaikan jalan Babat-Lamongan
Meski demikian, Emil menegaskan AI tidak akan menggantikan sepenuhnya peran manusia. Beberapa pekerjaan seperti perbaikan infrastruktur tetap memerlukan tenaga manusia.
"AI tidak menghapus tanggung jawab manusia. Masih diperlukan sentuhan manusia, kecerdasan emosional, empati, dan keterampilan sosial," katanya.
Ia menambahkan AI hanya bertugas mendukung proses pengambilan keputusan agar lebih efisien, tanpa mengurangi otoritas manusia dalam menetapkan keputusan akhir.
Emil berharap proses digitalisasi melalui AI mampu meningkatkan produktivitas tenaga kerja. "Kalau biasanya membutuhkan dua hari, dengan AI bisa diselesaikan dalam dua detik. Ini akan jauh lebih cepat dan produktif," katanya.
Pewarta: Willi Irawan
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2025