Sleman (ANTARA) - Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa menyebut kegiatan Pasar Bela Negara yang digelar Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Sleman setiap Jumat dapat menumbuhkan rasa nasionalisme dan rasa cinta produk lokal.
"Selain untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, Pasar Bela Negara ini dapat menumbuhkan rasa nasionalisme dan rasa cinta terhadap produk dalam negeri sebagai bagian dari penguatan bela negara," kata Danang saat menghadiri Pasar Bela Negara di Lapangan Pemda Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, bela negara di era sekarang tidak lagi identik dengan perjuangan fisik, namun dapat dilakukan juga melalui kegiatan yang menunjukkan rasa cinta tanah air.
"Melalui Pasar Bela Negara ini kita ingin menunjukkan bahwa bela negara hari ini tidak harus dengan mengangkat senjata," katanya.
Ia mencontohkan, mencintai negara bisa diwujudkan melalui pengembangan UMKM dengan produk-produk lokalnya.
"Karena kita sudah merdeka, bela negara tidak lagi berbentuk pertarungan atau konflik angkat senjata, melainkan bagaimana menciptakan kondisi yang membuat negara ini semakin maju," katanya.
Ia mengatakan, dengan begitu, Pasar Bela Negara diharapkan tidak hanya menjadi pusat promosi produk lokal, tetapi juga ikon kegiatan mingguan di Sleman yang memperkuat perekonomian masyarakat sekaligus membangkitkan semangat nasionalisme.
Danang mengapresiasi acara Pasar Bela Negara yang telah dilaksanakan sejak 1 Agustus 2025 ini.
Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Sleman Samsul Bakri mengatakan, Pasar Bela Negara digelar rutin setiap Jumat mulai pukul 06.30 hingga 10.30 WIB, bertempat di Lapangan Pemda Sleman sisi utara.
"Konsep yang diusung adalah pasar rakyat edukatif dengan menghadirkan tenant UMKM Sleman, terutama produk kuliner dan kerajinan tradisional," katanya.
Baca juga: Makna bela negara bagi generasi muda dengan berprestasi
Baca juga: Direktur Bela Negara: Bela negara adalah tugas seluruh komponen bangsa
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
