Depok (ANTARA) - Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya (PPKB) Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia (UI) mengadakan Festival Marandang 2025, yang merupakan kuliner khas masyarakat Minangkabau, Sumatra Barat.
Kegiatan bertema “Merawat Tradisi, Merajut Kebersamaan” ini dihadiri sekitar 200 peserta dari berbagai kalangan.
Dekan FIB UI Bondan Kanumoyoso, di Kampus UI, Depok, Selasa, mengatakan festival ini bertujuan menghidupkan tradisi memasak rendang di kalangan masyarakat. Festival yang memadukan kekayaan budaya Minangkabau dengan tradisi halal bihalal ini merupakan wujud peran kampus dalam pelestarian budaya.
“Festival ini adalah bukti konkret kontribusi kami dalam menjaga, merayakan, dan mewariskan kekayaan budaya Nusantara,” ujar Bondan Kanumoyoso.
Baca juga: Festival marandang ikut meriahkan Rang Solok Baralek Gadang
Selain kegiatan memasak rendang yang dilakukan oleh para anggota DPP Bundo Kanduang IKM, rangkaian festival ini juga menghadirkan berbagai pertunjukan seni budaya Minangkabau, seperti Tari Piring oleh Bakul Budaya, Paduan Suara Minangkabau, pertunjukan angklung oleh Kelompok Angklung Perempuan Indonesia, Tari Panen oleh Komunitas Ayodya Pala, serta Peragaan Busana Minangkabau.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan acara puncak yakni tradisi makan bajamba, dimana seluruh peserta duduk bersama menikmati hidangan khas Minang.
Tradisi makan bajamba adalah tradisi makan bersama-sama yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau, khususnya pada acara-acara adat dan perayaan penting.
Makan bajamba menekankan nilai kebersamaan dan silaturahmi dengan semua orang makan dari satu wadah besar yang sama. Tradisi ini mengajarkan nilai-nilai kebersamaan, berbagi, dan tidak membedakan status sosial.
Baca juga: Wako Padang ajak generasi muda warisi budaya Marandang
Menurut Kepala PPKB FIB UI Lily Tjahjandari, kegiatan ini adalah bagian dari komitmen PPKB dalam menjaga warisan budaya.
Ia mengatakan tradisi marandang bukan sekadar proses memasak rendang, melainkan warisan budaya tak benda yang telah diakui UNESCO yang harus dilestarikan.
"Rendang mencerminkan nilai-nilai sosial, kearifan lokal, dan filosofi hidup masyarakat Minangkabau. Festival ini mampu menjaga kekayaan budaya Minang, sekaligus menghadirkan edukasi bagi generasi muda,” katanya.
Baca juga: Komunitas Bakul Budaya gelar Cap Go Meh di Kampus UI
Baca juga: Tim Pengmas FIB UI dan IKBS Jabodetabek kolaborasi katalog tenun Sumba
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025