Sidoarjo (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) memfokuskan upaya penyelamatan tujuh santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, yang masih terjebak reruntuhan mushala dengan kondisi selamat meski terluka cukup berat.
“Fokus kami saat ini adalah penyelamatan. Tujuh orang ini harus selamat. Alat berat belum bisa digunakan, karena dikhawatirkan menimbulkan runtuhan susulan,” ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Jatim Adhy Karyono di Sidoarjo, Selasa.
Adhy mengatakan sebagian korban yang sudah dievakuasi mendapat perawatan di rumah sakit.
Dari total 84 korban yang sempat dirawat Senin (29/9) malam, beberapa sudah diperbolehkan pulang, sementara lainnya menjalani operasi dan perawatan intensif di RSUD jabupaten maupun fasilitas kesehatan yang ditunjuk Pemprov Jatim.
Baca juga: Khofifah: Pemerintah tanggung biaya RS korban ponpes runtuh Sidoarjo
Selain penyelamatan, pemerintah menyiapkan posko informasi bagi keluarga dan wali santri. Petugas meminta keluarga tidak memaksakan diri masuk ke area evakuasi demi kelancaran kerja tim penyelamat.
“Mohon wali murid tetap berkomunikasi melalui posko. Jangan semua keluarga masuk ke lokasi karena ini bisa mengganggu evakuasi. Insya Allah, semua informasi akan kami sampaikan lewat posko,” ucap Adhy.
Mengenai jumlah pasti korban, lanjut Adhy, pihak berwenang masih mencocokkan data antara absensi santri dengan temuan di lapangan. Proses evakuasi diperkirakan berlangsung 1x24 jam.
Selama suplai makanan dan oksigen masih bisa disalurkan, upaya penyelamatan akan diteruskan sebelum penggunaan alat berat untuk mengangkat puing-puing beton.
Baca juga: BNPB: Satu santri meninggal akibat mushala ponpes ambruk di Sidoarjo
Sebelumnya, Kantor SAR Surabaya di Jawa Timur menerima laporan insiden terjadi Senin (29/9) sore sekitar pukul 15.35 WIB saat kegiatan pengecoran bangunan tengah berlangsung sejak pagi.
Diduga fondasi tidak kuat sehingga bangunan bertingkat itu runtuh hingga lantai dasar.
Tim SAR menghadapi tantangan karena kondisi reruntuhan bangunan cukup padat dan medan yang sempit sehingga peralatan ekstrikasi digunakan untuk mempercepat pembukaan akses menuju lokasi korban.
Basarnas berusaha secara maksimal untuk menolong santri yang terjebak runtuhan bangunan dengan mengerahkan personel SAR berkemampuan terbaik, termasuk regu Basarnas Spesial Grup (BSG) dari Jakarta dan regu penolong dari beberapa Kantor SAR terdekat.
Baca juga: Polda Jatim kerahkan DVI evakuasi korban runtuhnya mushala Al Khoziny
Baca juga: Kemensos kerahkan Tagana bantu korban pesantren ambruk di Sidoarjo
Baca juga: Al Khoziny, Kemenag pastikan evakuasi santri & pemulihan ponpes cepat
Pewarta: Willi Irawan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.