Trump suarakan kekecewaannya terhadap Putin

2 months ago 23

Washington (ANTARA) - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tampaknya mulai kehilangan kesabaran terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin dan menyuarakan kekecewaannya pada Senin (14/7), beberapa jam usai mengancam akan menjatuhkan "tarif yang sangat berat" kepada Rusia.

"Saya kecewa dengan dirinya, namun saya belum selesai dengannya. Tetapi, saya kecewa padanya," ungkap Trump kepada BBC dalam sebuah sesi wawancara.

Beberapa jam sebelumnya, dalam pertemuan dengan Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) Mark Rutte di Oval Office, Trump memperingatkan bahwa AS akan menerapkan tarif yang sangat berat jika kesepakatan gencatan senjata dengan Ukraina tidak dicapai dalam 50 hari.

Laporan The Washington Times menyebutkan bahwa Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick kemudian mengklarifikasi bahwa hal yang dimaksud Trump sebenarnya adalah sanksi ekonomi saat dirinya mengancam akan menjatuhkan tarif sekunder terhadap Rusia.

Trump juga menyampaikan kepada Rutte bahwa AS akan memasok senjata ke Ukraina melalui NATO, termasuk sistem rudal Patriot, dengan pengirimannya akan segera dilakukan. Dalam sebuah unggahan di platform media sosial X usai pembicaraan via sambungan telepon dengan Trump, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kesediaan Trump untuk mendukung Ukraina dan memuji kuatnya hubungan mereka.

Ini bukan pertama kalinya Trump mengungkapkan kekecewaannya terhadap Putin atas krisis Ukraina, kendati dia mengklaim bahwa dirinya memiliki hubungan yang baik dengan pemimpin Rusia tersebut.

Pada awal Juli, setelah melakukan percakapan telepon dengan Putin, Trump mengatakan kepada awak media bahwa dia tidak membuat kemajuan sama sekali dengan dirinya dan dirinya tidak senang dengan hal tersebut.

Trump, yang dalam kampanyenya berjanji akan mengakhiri konflik di Ukraina dalam waktu 24 jam, telah mengadakan beberapa pembicaraan dengan Putin sejak menjabat sebagai presiden AS. Namun, upayanya untuk menekan pemimpin Rusia tersebut belum membuahkan kesepakatan gencatan senjata.

Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |