Trump: AS tekan Rusia dalam perundingan damai Ukraina

7 hours ago 6

Washington (ANTARA) - Presiden AS Donald Trump, Kamis (24/4), menegaskan bahwa pemerintahannya "memberikan banyak tekanan kepada Rusia" di tengah negosiasi yang ditengahi AS untuk mengakhiri perang Kremlin di Ukraina.

"Kami memberikan banyak tekanan kepada Rusia. Dan Rusia tahu itu, dan beberapa orang yang dekat dengannya tahu atau dia tidak akan berbicara sekarang," kata Trump kepada wartawan di Ruang Oval, yang tampaknya merujuk kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Dia berbicara, dan kami memberikan banyak tekanan. Saya pikir dia ingin membuat kesepakatan. Kita akan segera mengetahuinya, tetapi butuh kedua pihak untuk bisa berhasil mendapatkan kesepakatan," kata Trump saat dia menjamu Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Store.

"Dan Anda harus membuat Ukraina ingin membuat kesepakatan juga, dan mereka sedang terpukul sangat keras. Dan saya yakin mereka ingin membuat kesepakatan," tambahnya.

Komentar itu muncul beberapa jam setelah Trump menuntut Putin mengakhiri serangan terhadap Ukraina, mengeluarkan teguran keras kepada pemimpin Rusia itu setelah serangan pesawat nirawak dan rudal selama berjam-jam di Kiev yang menewaskan sedikitnya 12 korban dan melukai puluhan lainnya.

"Saya tidak senang dengan serangan Rusia di KIEV. Tidak perlu, dan waktunya sangat buruk. Vladimir, BERHENTI! 5000 tentara sepekan tewas. Mari kita selesaikan Perjanjian Damai!" tulis Trump di Truth Social.

Trump kemudian menegaskan bahwa dia yakin Putin akan mengindahkan tuntutan tersebut.

Dia menolak ketika ditanya apakah dia akan mempertimbangkan sanksi tambahan terhadap Rusia jika Putin tidak menghentikan serangan.

"Saya lebih suka menjawab pertanyaan itu dalam sepekan. Saya ingin melihat apakah kami bisa mencapai kesepakatan. Tidak ada alasan untuk menjawabnya sekarang, tetapi saya tidak akan senang. Biar saya katakan seperti itu, banyak hal akan terjadi," katanya.

Baca juga: Trump sebut akan bertemu Putin setelah lawatan ke Arab Saudi

Ketika ditanya konsesi apa yang ditawarkan Putin sebagai bagian dari negosiasi perdamaian, Trump berkata, "Menghentikan perang, menghentikan perebutan seluruh negara. Konsesi yang cukup besar."

Dia menegaskan bahwa dia tidak percaya Rusia adalah hambatan bagi perdamaian, meskipun Moskow sebelumnya menolak untuk menandatangani gencatan senjata 30 hari yang diajukan oleh pemerintahan Trump dan diterima oleh Ukraina.

"Saya tidak berpikir demikian. Saya pikir mereka berdua menginginkan perdamaian saat ini. Mereka siap untuk melakukan sesuatu. Kita lihat saja apa yang terjadi. Rumit, sangat rumit. Mereka berdua sangat ingin membuat kesepakatan," katanya menanggapi sebuah pertanyaan.

Trump mengecam Zelenskyy pada Rabu atas pernyataan yang dibuatnya selama konferensi pers pekan ini yang mengesampingkan kemungkinan bahwa Kiev akan mengakui pendudukan Rusia atas Semenanjung Krimea.

"Pernyataan ini sangat merugikan Negosiasi Perdamaian dengan Rusia karena Krimea telah hilang bertahun-tahun lalu di bawah naungan presiden Barack Hussein Obama, dan bahkan tidak menjadi pokok pembahasan," katanya dalam sebuah unggahan media sosial.

"Tidak ada yang meminta Zelenskyy untuk mengakui Krimea sebagai wilayah Rusia, tetapi, jika dia menginginkan Krimea, mengapa mereka tidak memperjuangkannya sebelas tahun lalu ketika Krimea diserahkan kepada Rusia tanpa melepaskan satu tembakan pun?" katanya.

Ketika ditanya apakah Ukraina harus mengorbankan sebagian wilayahnya untuk mengamankan kesepakatan damai dengan Rusia. Trump berkata, " Tergantung wilayah mana."

"Mereka telah kehilangan banyak wilayah, dan kami akan berusaha sebaik mungkin, bekerja sama dengan Ukraina, kami akan berusaha sebaik mungkin, tetapi mereka telah kehilangan banyak wilayah," katanya.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Menlu: AS kini lebih pahami posisi Rusia dalam konflik Ukraina

Baca juga: Laporan media: Kiev belum siap bahas usulan rencana damai AS

Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |