Total utang publik Kamboja naik jadi 12,67 miliar dolar AS

2 weeks ago 11

Phnom Penh (ANTARA) - Buletin Statistik Utang Publik Kamboja pada Selasa (2/9) menyebutkan bahwa pemerintah negara itu memiliki total stok utang publik sebesar 12,67 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.416) pada akhir kuartal kedua (Q2) 2025, naik 4 persen dari 12,18 miliar dolar AS pada akhir kuartal pertama (Q1).

Diterbitkan oleh Kementerian Ekonomi dan Keuangan Kamboja, buletin tersebut menunjukkan 99 persen atau 12,54 miliar dolar AS merupakan utang luar negeri publik, dan 1 persen atau 128,5 juta dolar AS merupakan utang dalam negeri publik.

Buletin itu menyebutkan bahwa komposisi dari stok utang publik terdiri dari 46 persen dalam dolar AS, 18 persen dalam Hak Penarikan Khusus (Special Drawing Rights/SDR), 11 persen dalam yen Jepang, 10 persen dalam yuan China, delapan persen dalam euro, serta tujuh persen dalam mata uang lokal dan mata uang lainnya.

Pada periode April-Juni tahun ini, pemerintah Kamboja telah menandatangani pinjaman konsesional baru dengan mitra-mitra pembangunan senilai 116,66 juta dolar AS.

"Secara keseluruhan, semua pinjaman tersebut sangat konsesional dengan komponen hibah rata-rata sekitar 36 persen," menurut buletin itu.

Buletin tersebut menambahkan bahwa negara Asia Tenggara itu telah membayar jasa utang kepada mitra-mitra pembangunan sebesar 59,11 juta dolar AS pada Q2 tahun ini.

Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Ekonomi dan Keuangan Kamboja Aun Pornmoniroth mengatakan seluruh pinjaman tersebut telah digunakan untuk membiayai proyek-proyek investasi publik di sektor-sektor prioritas yang mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang berkelanjutan dan meningkatkan produktivitas ekonomi.

Buletin itu menyebutkan bahwa saat ini, situasi utang publik Kamboja masih "berkelanjutan" dan "berisiko rendah" terhadap tekanan utang.

Total utang publik negara kerajaan itu mencapai 18,4 persen dari produk domestik bruto (PDB), jauh lebih rendah dari ambang batas 40 persen, menurut buletin tersebut.

Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |