Malang (ANTARA) - Tiga orang srikandi Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dikukuhkan sebagai profesor kampus setempat secara bersamaan di bidang ilmu yang berbeda.
Ketiga srikandi UMM yang dikukuhkan di kampus UMM di Malang, Sabtu, masing-masing Prof Trisakti Handayani sebagai profesor bidang Ilmu Kajian Budaya, Prof Elly Purwanti sebagai profesor bidang Ilmu Pendidikan Biologi, dan Prof Sugiarti sebagai profesor bidang Ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia.
Prof Trisakti Handayani dalam pidato ilmiah pengukuhannya berjudul "Kajian Budaya dan Isu Gender dalam Pendidikan di Indonesia" itu mengemukakan bahwa pendidikan tidak pernah berlangsung dalam ruang yang netral, melainkan selalu berada dalam pengaruh konteks sosial, budaya, dan relasi kekuasaan.
Pendekatan kritis melalui kajian budaya ini, katanya, memperlihatkan bagaimana pendidikan dapat menjadi alat reproduksi ketidaksetaraan sosial, sekaligus memiliki potensi sebagai kekuatan transformatif untuk menciptakan keadilan dan inklusivitas.
"Perspektif gender membantu mengungkap dan menantang bias dalam berbagai aspek pendidikan, seperti kurikulum, interaksi kelas, hingga tata kelola lembaga, " ujarnya.
Baca juga: UMM kukuhkan guru besar anumerta bidang Ilmu Agroteknologi
Pendidikan yang adil terhadap gender, sebagaimana ditegaskan Connell, tidak hanya bermanfaat bagi perempuan, tetapi juga bagi semua gender, karena menciptakan ruang belajar yang demokratis dan memungkinkan semua peserta didik berkembang secara optimal.
Menurut ia, di era globalisasi dan percepatan teknologi digital, pendidikan di Indonesia dihadapkan pada tantangan untuk menyiapkan generasi yang mampu mempertahankan identitas kultural.
Pendidikan yang transformatif, katanya, harus menanamkan literasi kritis agar peserta didik mampu menyaring pengaruh budaya dan informasi secara reflektif. Oleh karena itu, dibutuhkan reformasi pendidikan menyeluruh yang memperhitungkan aspek budaya dan kesetaraan gender dalam setiap unsur sistem pendidikan.
Untuk itu, lanjutnya, sinergisitas dan kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat sipil, komunitas, dan keluarga menjadi kunci untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang tanggap terhadap kebutuhan lokal dan tantangan global.
"Mengutip Freire, saya menilai, pendidikan harus menjadi praktik kebebasan yang membebaskan individu dari penindasan dan memberdayakan mereka sebagai agen perubahan sosial menuju masyarakat yang adil, demokratis, dan berkelanjutan," ujarnya.
Baca juga: Profesor UMM: Indonesia harus miliki strategi merawat anak ruminansia
Baca juga: Profesor FAI UMM kenalkan model EMAS cara baca kitab gundul
Baca juga: UMM tambah tiga profesor bidang kajian terorisme hingga tata kelola
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025