Jakarta (ANTARA) - Kantor berita The New York Times (NYT) mengajukan gugatan hukum terhadap perusahaan pengembang mesin pencari berbasis kecerdasan buatan (AI), Perplexity, atas dugaan pelanggaran hak cipta.
Dilansir dari Tech Crunch pada Minggu, gugatan tersebut diajukan pada Jumat (5/12) dan menjadi gugatan kedua NYT terhadap perusahaan AI, setelah sebelumnya menggugat OpenAI dan Microsoft.
Dalam dokumen gugatan, NYT menuduh Perplexity menyediakan produk komersial yang menggantikan fungsi media tanpa izin maupun kompensasi. Sebelum NYT, Chicago Tribune juga mengajukan gugatan serupa kepada Perplexity pekan ini.
Perplexity dinilai menggunakan teknologi retrieval-augmented generation (RAG) untuk mengumpulkan informasi dari berbagai situs web, lalu mengemas ulang konten tersebut dalam bentuk jawaban tertulis kepada pengguna.
NYT menuding hasil tersebut kerap berupa salinan secara utuh atau hampir sama dengan konten asli milik mereka, termasuk artikel berbayar yang seharusnya hanya dapat diakses pelanggan.
Juru bicara NYT, Graham James, menegaskan pihaknya menolak keras penggunaan konten tanpa lisensi untuk mengembangkan dan mempromosikan produk AI. Ia menambahkan perusahaan media akan terus menempuh jalur hukum terhadap pihak yang tidak menghargai nilai karya jurnalistik.
NYT juga menuding Perplexity pernah menghasilkan informasi yang keliru dan salah mengatribusikan sumber kepada NYT, sehingga merusak reputasi perusahaan media tersebut.
Gugatan ini juga muncul lebih dari setahun setelah NYT mengirimkan surat peringatan kepada Perplexity pada Oktober 2024, yang menuntut agar perusahaan tersebut menghentikan penggunaan kontennya untuk ringkasan dan keluaran AI lain.
Baca juga: AI Open-Source China luncurkan chatbot untuk pasar massal
NYT mengklaim telah beberapa kali menghubungi Perplexity dalam 18 bulan terakhir untuk menegosiasikan penggunaan konten, namun belum tercapai kesepakatan.
Sementara itu, Perplexity menyatakan gugatan dari penerbit media bukan hal baru dalam sejarah perkembangan teknologi. Kepala Komunikasi Perplexity, Jesse Dwyer, menyebut bahwa sejak era radio hingga internet, gugatan serupa kerap muncul namun teknologi tetap berkembang.
Perplexity sebelumnya juga telah meluncurkan program yang memungkinkan perusahaan berbagi pendapatan dengan penerbit berita. Melalui program tersebut, sejumlah media seperti Gannett, TIME, Fortune, dan Los Angeles Times memperoleh bagian dari pendapatan iklan.
Pada Agustus tahun ini, Perplexity juga meluncurkan layanan berlangganan Comet Plus dengan skema pembagian 80 persen dari biaya langganan bulanan sebesar 5 dolar AS kepada penerbit yang berpartisipasi. Perusahaan itu juga telah meneken kerja sama lisensi dalam beberapa tahun dengan Getty Images.
Gugatan ini menambah tekanan hukum terhadap Perplexity, yang sebelumnya juga mendapat tuntutan dari News Corp, Encyclopedia Britannica, Merriam-Webster, Nikkei, Asahi Shimbun, hingga Reddit.
Di sisi lain, NYT menegaskan tetap membuka peluang kerja sama dengan perusahaan AI yang memberi kompensasi, seperti melalui kesepakatan lisensi konten dengan Amazon untuk pelatihan model kecerdasan buatan.
Baca juga: Peramban berbasis AI milik Perplexity telah hadir di perangkat Android
Baca juga: Perplexity ajukan penawaran 34,5 miliar dolar AS untuk beli Chrome
Penerjemah: Farhan Arda Nugraha
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































