Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Budihardjo Iduansjah, meyakini penetapan tarif resiprokal 19 persen yang diterapkan Amerika Serikat sebagai bagian dari kesepakatan dagang baru dengan Indonesia akan memicu gelombang investasi dan pembukaan toko ritel di tanah air.
Budihardjo menjelaskan, tak hanya kesepakatan dengan AS, kesepakatan tarif nol persen dalam kerangka kerja sama Indonesia dan Uni Eropa (IEU-CEPA) juga diyakini membawa angin segar bagi sektor ritel.
"Saya melihat dari CEPA nol persen, (tarif) Trump 19 persen, kemungkinan indeks positif pengusaha naik," ujar Budihardjo di Jakarta, Rabu.
Baca juga: IMA sebut tarif AS tak berdampak langsung ke pertambangan RI
Situasi ini, lanjutnya, memberikan keunggulan kompetitif signifikan bagi Indonesia dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lainnya, menjadikan Indonesia tujuan yang lebih menarik bagi investasi asing.
"Dengan positif itu akan ada investasi, pembukaan toko, dan dari luar negeri saya lihat banyak masuk," ungkapnya.
“Otomatis, parameter itu kami lihat akan membuat Indonesia masih bisa 4,5 persen kalau bisa 5 persen lah mudah-mudahan (pertumbuhannya),” katanya menambahkan.
Indonesia berhasil menurunkan tarif resiprokal AS dari 32 persen menjadi 19 persen. Tarif 19 persen untuk Indonesia kini lebih rendah dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara.
Baca juga: Muzani: Tarif nol AS permudah impor kedelai hingga sparepart
Sebagai perbandingan, Thailand dikenai tarif 36 persen, Laos 40 persen, Malaysia 25 persen, Vietnam 20 persen dengan ketentuan tambahan untuk transshipment, yakni proses pemindahan barang antarmoda transportasi.
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.