PBB (ANTARA) - Terlepas dari kemajuan signifikan dalam peningkatan bantuan sejak gencatan senjata di Gaza, penundaan-penundaan dalam penghapusan hambatan berarti berbagai kebutuhan mendesak masih belum dapat terpenuhi. Demikian diungkap badan-badan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (7/11).
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (Office for the Coordination of Humanitarian Affairs/OCHA) menyatakan bahwa penyaluran bantuan masih terbatas di dua pos perlintasan saja, tanpa akses langsung dari Israel ke Gaza utara atau dari Mesir ke Gaza selatan, seraya menambahkan bahwa beberapa barang dan staf organisasi nonpemerintah tidak diizinkan masuk.
Sejumlah mitra PBB yang bekerja di bidang bantuan tempat perlindungan menyatakan bahwa sebagian besar pengungsi masih tinggal di situs darurat yang sudah terlalu penuh sesak, yang banyak di antaranya didirikan secara spontan di area terbuka atau tidak aman.
Mereka mengatakan bahwa begitu hambatan-hambatan dihapus, mereka memiliki cukup material yang tersedia untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan dari hampir 1,5 juta warga Palestina yang membutuhkan bantuan semacam itu.
Meski demikian, terdapat kemajuan di bidang pangan.
Sejak gencatan senjata pada 10 Oktober hingga 3 November tersebut, PBB dan mitra-mitranya telah mengumpulkan lebih dari 37.000 ton bantuan dari pos-pos perlintasan Gaza, yang sebagian besar berupa makanan, menurut Mekanisme 2720 PBB, kata OCHA.
Sejak gencatan senjata, Program Pangan Dunia (World Food Programme/WFP) telah menjangkau lebih dari 1 juta orang dengan distribusi makanan, makanan panas, bantuan bakeri, camilan bergizi untuk anak-anak, layanan gizi yang diperluas, dan bantuan tunai digital.
OCHA menyatakan bahwa analisis geospasial terbaru yang dilakukan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO) dan Pusat Satelit PBB menunjukkan bahwa hanya ada 13 persen lahan pertanian di Jalur Gaza yang belum rusak, dan sebagian besar di antaranya masih tidak dapat diakses karena lokasinya yang berada di wilayah-wilayah di mana pasukan militer Israel masih ditempatkan.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































