SRMP Kupang butuh dukungan lintas sektor jaga kesehatan siswa

2 months ago 21

Kupang, Nusa Tenggara Timur (ANTARA) - Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 19 Kupang, Nusa Tenggara Timur membutuhkan dukungan lintas sektor untuk menjaga kesehatan para siswa mereka agar dapat belajar dengan optimal dan tumbuh sehat.

Kepala SRMP 19 Kupang, Felipe di Naibonat, Kabupaten Kupang, Senin, mengatakan bahwa sebagian siswa yang diterima di sekolah tersebut datang dari keluarga kurang mampu dari 24 kecamatan dengan kondisi kesehatan yang belum ideal.

Hasil pemeriksaan kesehatan terhadap 100 orang siswa SRMP 19 diketahui ada sebanyak 30 persen dari jumlah total siswa mengalami anemia tingkat sedang dan sebanyak 30 persen lainnya mengalami kekurangan berat badan.

“Jadi kami tetap mohon kerja sama dari Dinas Kesehatan, mungkin juga Kementerian Kesehatan untuk memantau kesehatan siswa, agar mereka dapat belajar dan tumbuh dengan baik,” kata Felipe.

Ia juga berharap ada dukungan dari Dinas Sosial dan Dinas Pendidikan Kabupaten Kupang, khususnya terkait izin operasional sekolah dan pendampingan rutin agar program Sekolah Rakyat berjalan sesuai dengan tujuan.

Menurut Felipe, SRMP 19 Kupang tidak hanya menyediakan pendidikan gratis, tetapi juga fasilitas asrama, makanan bergizi, dan pendampingan karakter agar siswa dapat tumbuh menjadi generasi yang sehat, mandiri, dan berdaya saing.

Baca juga: 75 siswa Sekolah Rakyat di Lampung lakukan cek kesehatan serentak
Baca juga: Sekolah Rakyat di Bali lakukan cek kesehatan siswa awali MPLS

Selain itu pihaknya juga meminta Sentra Efata sebagai unit pelaksana teknis Kementerian Sosial di Kabupaten Kupang tetap menjadi mitra pendamping mereka demi memastikan seluruh kegiatan sekolah sesuai standar yang sudah ditetapkan.

“Anak-anak ini adalah anak-anak pilihan. Tugas kita bersama memastikan mereka tumbuh sehat dan siap menjadi generasi emas,” ujarnya.

Sekolah Rakyat digagas oleh Presiden Prabowo Subianto dengan tujuan untuk menyediakan akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga dengan tingkat kesejahteraan terendah mengacu pada Desil 1 dan 2 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).

Program ini menjadi langkah strategis pemerintah untuk memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan. Sekolah dengan konsep berasrama ini bersifat gratis, mulai dari jenjang SD, SMP, hingga SMA.

Berdasarkan data BPS terakhir yang diperbaharui Maret 2025, angka kemiskinan di kabupaten ini mencapai 21,37 persen, lebih dari dua kali lipat rata-rata nasional yang berada di angka 8,57 persen.

Kondisi itu berbanding lurus dengan tingginya angka anak dan remaja putus sekolah di Kabupaten Kupang. Data dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (sebelumnya Kemendikbudristek) terhitung sejak tahun 2023 sampai saat ini ada sebanyak 10.206 anak dan remaja belum pernah bersekolah, 1.509 tidak lulus sekolah.

Data-data itu menegaskan bahwa betapa pentingnya kehadiran sekolah berasrama seperti Sekolah Rakyat, yang bukan hanya menawarkan bangku sekolah tanpa pungutan biaya, tetapi juga menjamin anak dapat makan bergizi, seragam, asrama layak, dan pembinaan karakter.

Baca juga: Kemenko PMK: CKG mulai sasar anak-anak di sekolah hingga madrasah
Baca juga: Kemendikdasmen: Implementasi UKS tingkatkan lingkungan sehat di PAUD

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |