Jakarta (ANTARA) - Isu kesehatan mental menjadi kian biasa di tengah tekanan kehidupan modern yang rentan memicu gangguan mental.
Gangguan mental sendiri bisa timbul akibat faktor stres dan tuntutan kehidupan sehari-hari yang berlebihan hingga membuat seseorang kerap merasa berlari tanpa arah, mengejar tujuan tanpa jeda, dan menumpuk tekanan tanpa sadar.
Dalam kesibukan itu, banyak orang lupa bahwa kesehatan mental adalah fondasi dari seluruh keseimbangan hidup.
Kesehatan mental bukan kemewahan, bukan pula hak istimewa bagi segelintir orang, melainkan kebutuhan dasar setiap manusia untuk bisa merasa utuh dan berdaya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kesehatan mental sebagai kondisi ketika seseorang mampu menyadari potensi dirinya, menghadapi tekanan hidup yang wajar, bekerja dengan produktif, dan memberi kontribusi bagi lingkungannya.
Namun, definisi itu masih jauh dari realitas sehari-hari. Banyak orang bahkan belum mampu mengenali tanda-tanda bahwa dirinya sedang tidak baik-baik saja.
Rasa cemas yang berlarut, kelelahan emosional yang disembunyikan, atau kehilangan semangat yang dianggap wajar menjadi bagian dari keseharian yang terus diabaikan.
Kondisi semacam ini bisa menimpa siapa saja bahkan anak-anak yang terbebani ekspektasi, remaja yang kehilangan arah di dunia digital, orang dewasa yang terhimpit tuntutan ekonomi, hingga lansia yang bergulat dengan kesepian.
Gangguan mental tidak mengenal status sosial atau profesi. Karena itu, menjaga kesehatan mental bukan sekadar reaksi terhadap krisis, tetapi bentuk kesadaran untuk terus merawat diri agar tetap mampu menjalani hidup dengan utuh.
Merawat pikiran seharusnya dipandang sama pentingnya dengan merawat tubuh. Seperti tubuh yang butuh istirahat, pikiran pun memerlukan ruang untuk bernafas dan memulihkan diri.
Konseling psikologis, meditasi, atau sekadar berbagi cerita dengan orang yang aman dipercaya bisa menjadi bentuk pemulihan yang sederhana namun bermakna.
Baca juga: Wamenkes: Dua juta anak alami gangguan kesehatan mental
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































