Singaraja, Bali (ANTARA) - Sekolah Menengah Pertama bercirikan agama Hindu pertama di Kabupaten Buleleng, Bali yakni Madyama Widyalaya Jnana Dharma Sastra telah menamatkan lulusan perdana sebanyak 33 siswa.
"Kelulusan dirangkaikan dengan upacara 'samawartana' atau upacara Hindu masa brahmacari yang merupakan masa berakhirnya pendidikan formal," kata Kepala Sekolah Madyama Widyalaya Jnana Dharma Sastra Buleleng Kadek Adi Suartawan di Singaraja, Senin.
Ia menjelaskan samawartana dan pelepasan sebagai langkah akhir pada proses pendidikan pada sekolah umum bercirikan agama Hindu tingkat menengah pertama dan satu-satunya di Buleleng tersebut.
Sebelumnya siswa telah mengikuti ujian secara teoretik dan praktek sebagai syarat kelulusan siswa kelas sembilan. Bahkan, siswa telah mengikuti ujian akhir khusus mata pelajaran keagamaan seperti tattwa (filsafat), susila (etika), acara agama Hindu (upakara) dan sejarah kebudayaan Hindu.
Baca juga: Menag resmikan STAHN Jawa Dwipa dan kitab suci ramah disabilitas
Baca juga: Pemerintah dukung Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri jadi institut
Adi Suartawan juga mengungkapkan, samawartana sendiri adalah ritual khas sekolah keagamaan Hindu. Dimana ketika awal masuk sekolah Hindu, para siswa telah mengikuti upanayana. Ketika akhir proses pendidikan, dilaksanakan upacara samawartana.
"Menariknya, pada prosesi samawartana ini, kami padukan dengan pelepasan siswa (graduation) sehingga ada kolaborasi antara tradisi dan modernisasi," papar dia.
Pihaknya lebih jauh mengungkapkan, pasca lulus dari widyalaya. Para siswa bisa masuk ke sekolah mana saja, baik itu SMA/SMK Hindu, SMA/SMK umum maupun jenjang lain yang setingkat.
"Jadi, sekolah widyalaya itu sekolah umum bercirikan agama Hindu. Jadi, dasarnya ya sekolah umum. Hanya saja, kami punya ciri khas pada aspek pendidikan keagamaan Hindu," kata dia sembari menuturkan bahwa total siswa dari kelas tujuh, delapan dan sembilan berjumlah 63 orang siswa.
Pihaknya juga lebih jauh memaparkan, Madyama Widyalaya Jnana Dharma Sastra telah meraih berbagai capaian seperti status akreditasi baik pada akreditasi perdana pada 2024 lalu.
Baca juga: Kemenag targetkan pembangunan sekolah berbasis Hindu di tiap provinsi
Baca juga: Dirjen resmikan Pasraman Hindu di Sulteng
Widyalaya tersebut juga telah menorehkan berbagai prestasi siswa baik dari tingkat daerah, provinsi, hingga nasional. "Siswa kami sudah langganan juara. Mulai dari lomba bidang saintek dan juga agama Hindu," katanya.
Saat ini, kata dia, pihaknya terus melakukan pengembangan dengan setiap tahun melakukan perbaikan sarana dan prasarana. Bukan hanya itu saja, pihaknya terus mendorong tenaga guru untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang strata dua.
"Kami tahun ini akan memiliki 6-7 guru yang tamat S2 dari total 13 guru. Sisanya sadang berproses. Target kami satu sampai dua tahun lagi, semua guru bergelar S2," terang dia.
Menurutnya, kompetensi guru sangat menentukan seberapa baik dan bagusnya suatu lembaga pendidikan. Tidak hanya mengejar pendidikan. Para guru kini juga telah berproses sertifikasi agar menjadi guru profesional.
"Fokus kami adalah para guru. Syukur sudah ada pendataan dan proses 'running' untuk sertifikasi guru mata pelajaran (mapel) agama Hindu dan mapel umum di lembaga kami," katanya.
Baca juga: Menteri Agama resmikan STAHN Mpu Kuturan Buleleng
Baca juga: Menag sanggupi revisi buku pelajaran Hindu soal ajaran Sampradaya
Pewarta: IMBA Purnomo/Rolandus Nampu
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2025