Sivitas akademika Undip sampaikan seruan perdamaian

2 weeks ago 9

Semarang (ANTARA) - Sivitas akademika Universitas Diponegoro Semarang yang terdiri atas rektor, wakil rektor, seluruh dekan, wakil dekan, dewan profesor, senar akademik, majelis wali amanat, dan mahasiswa bersama-sama menyampaikan lima poin seruan perdamaian.

Seruan damai itu dibacakan langsung oleh Rektor Undip Prof Suharnomo, bersama dengan sivitas akademika Undip di Lapangan Widya Purata, Undip, Kamis sore.

"Universitas Diponegoro memandang dengan keprihatinan mendalam perkembangan situasi politik dan sosial di Indonesia, khususnya terkait demonstrasi yang baru-baru ini menimbulkan korban jiwa," katanya.

Ada lima poin dalam seruan damai yang ditegaskan, yakni pertama penyampaian duka cita atas adanya korban jiwa dalam aksi demonstrasi yang terjadi.

"Kedua, mendesak aparat penegak hukum untuk senantiasa mengedepankan pendekatan persuasif, humanis, dan proporsional dalam rangka menjaga ketertiban," katanya.

Ketiga, menegaskan bahwa demonstrasi adalah wujud kebebasan berekspresi yang dijamin oleh konstitusi, tetapi harus disampaikan secara damai, menjunjung tinggi persaudaraan, dan menghindari tindakan kekerasan.

Keempat, mengingatkan pemerintah dan DPR agar membatalkan kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak pada keadilan, memperlebar kesenjangan, mengancam kelangsungan demokrasi dan sistem masyarakat sipil.

"Kelima, mendorong pemerintah dan DPR untuk sungguh-sungguh mendengarkan aspirasi masyarakat, serta melakukan pembenahan kebijakan secara terbuka, transparan, dan akuntabel demi terwujudnya demokrasi yang sehat dan berkeadilan," katanya.

Suharnomo menjelaskan bahwa sebagai perguruan tinggi memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga nurani publik sehingga Undip merasa perlu menyuarakan seruan damai.

"Suara ini bukan semata-mata suara akademisi, melainkan panggilan hati untuk menyalakan lentera kemanusiaan di tengah kegelapan, serta mengingatkan bahwa masa depan bangsa hanya dapat dibangun di atas pondasi keadilan dan persaudaraan," katanya.

Sementara itu, Ketua BEM Undip Aufa Atha Ariq Aoraqi menyampaikan apresiasi kepada seluruh sivitas akademika yang peduli terhadap kondisi bangsa ini dengan menyuarakan seruan perdamaian.

Pada aksi demo yang terjadi beberapa waktu lalu, kata dia, ada setidaknya 100 mahasiswa yang ditangkap oleh polisi, namun belakangan sudah dilepaskan.

Meski sudah dibebaskan, Aufa mengatakan bahwa ke-10 mahasiswa itu masih dikenai wajib lapor sehingga pihaknya akan berkomunikasi lebih lanjut dengan kepolisian untuk memperjelas prosedur yang dimaksud.

Baca juga: Polisi bebaskan puluhan peserta aksi unjuk rasa di Semarang

Baca juga: Undip lepas 57 Tim Ekspedisi Patriot ke 13 provinsi

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |