Lebak (ANTARA) - Siswa Sekolah Rakyat di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten langsung tinggal di asrama BPMP untuk mengikuti kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
"Semua siswa sebanyak 100 orang sudah berada di asrama BPMP setelah dilakukan registrasi," kata Kepala Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 34 Kabupaten Lebak Chandra di Lebak, Jumat.
Para siswa SRMA tersebut kini resmi sudah masuk asrama BPMP dan mulai mengenal lingkungannya, gurunya, wali asuhnya dan wali asrama.
"Kami minta semua siswa dapat mengenal lingkungan agar suasana kegiatan belajar mengajar nyaman dan aman," katanya menjelaskan.
Menurut dia, SRMA 34 Kabupaten Lebak memastikan kegiatan belajar mengajar pertengahan Agustus 2025, karena saat ini masih melakukan kegiatan MPLS.
Para siswa sebanyak 100 orang itu, namun kini sudah saling mengenal terhadap guru, wali asuh dan wali asrama setelah dilakukan pertemuan.
Baca juga: Mensos: Siswa Sekolah Rakyat harus memiliki jiwa disiplin
"Kami berharap kegiatan belajar mengajar di Sekolah Rakyat itu bisa berjalan lancar dan menghasilkan siswa berprestasi di bidang akademik," kata Chandra.
Ia mengatakan, jumlah guru SRMA 34 Kabupaten Lebak itu sebanyak 16 orang dan kekurangan dua guru mata pelajaran Fisika dan Antropologi.
Idealnya, kata dia, jumlah guru itu sebanyak 18 orang sesuai dengan mata pelajaran.
"Kami berharap Kemendikdasmen dapat memenuhi kekurangan dua guru itu," katanya menjelaskan.
Muhammad Fajar, seorang siswa SRMA 34 Kabupaten Lebak mengakui bahwa dirinya merasa senang bisa melanjutkan pendidikan di Sekolah Rakyat secara gratis juga tinggal di asrama BPMP Rangkasbitung.
Selain itu juga seluruh biaya pendidikan, termasuk makan dan keperluan lainnya ditanggung pemerintah.
"Kami merasa bangga bisa diterima SRMA itu, padahal sebelumnya ingin putus sekolah akibat tak mampu ekonomi orang tua," katanya menjelaskan.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Lebak Eka Dharma Putra mengatakan pemerintah daerah bekerja keras untuk memperjuangkan anak anak yang putus sekolah maupun potensi putus sekolah dapat ditampung di Sekolah Rakyat.
Sebab, Sekolah Rakyat yang digagas Presiden Prabowo Subianto untuk anak - anak dari keluarga tak mampu atau keluarga miskin ekstrem agar mereka menerima pendidikan dengan baik.
Program Sekolah Rakyat dinilai luar biasa, karena ingin memutus mata rantai kemiskinan lewat pendidikan," katanya.
Sidik, orang tua siswa SRMA 34 Kabupaten Lebak mengatakan dirinya merasa bahagia anak ketiganya dapat melanjutkan pendidikan di Sekolah Rakyat.
Sebelumnya, anaknya itu putus sekolah setelah lulus SMP dan bekerja di Jakarta, karena tak mampu membiayainya.
Namun, beruntung diterima di SRMA dan tinggal di asrama BPMP mulai hari ini.
"Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Presiden Prabowo bahwa anaknya bisa diselamatkan bisa melanjutkan di SRMA 34 Lebak itu," katanya.
Sementara itu, Menteri Sosial Saefullah Yusuf mengatakan SRMA 34 Kabupaten Lebak, Banten menjadi titik awal dimulainya MPLS di 37 titik tambahan seluruh Indonesia setelah sebelumnya Sekolah Rakyat telah dimulai di 63 titik.
"Kita berharap bulan Agustus ini bisa langsung pelaksanaan kegiatan belajar mengajar," katanya.
Baca juga: Pemkot Malang pastikan tak ada guru Sekolah Rakyat mengundurkan diri
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.