Mentan Amran sebut pejuang pertanian sebagai pahlawan masa kini

2 hours ago 1

Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut para pejuang pertanian sebagai pahlawan masa kini yang berperan penting menjaga kedaulatan pangan dan menggerakkan ekonomi nasional melalui kerja keras di lapangan.

"Makna kepahlawanan harus dimaknai secara lebih luas dan kontekstual. Tidak hanya mereka yang berjuang di medan perang, namun juga mereka yang bekerja keras untuk mewujudkan kedaulatan pangan bangsa," kata Mentan dalam keterangan di Jakarta, Senin (10/11).

Oleh karena itu dia memberikan apresiasi kepada seluruh pejuang di bidang pertanian, mulai dari petani, penyuluh, hingga para inovator teknologi, sebagai pahlawan masa kini yang berperan penting dalam menjaga ketahanan pangan nasional.

"Kita perlu memberi makna baru terhadap istilah pahlawan. Siapa saja, memiliki kesempatan menjadi pahlawan di bidangnya masing-masing,” ujar Amran.

Mentan mencontohkan saat dirinya menjadi pembicara dalam Reuni Akbar Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (9/11). Dalam kegiatan itu, ia meminta para alumnus ITS yang kini bergerak di sektor pertanian untuk mengangkat tangan sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi mereka terhadap kemajuan pertanian Indonesia.

Di luar dugaannya, terdapat sekitar tujuh alumnus yang aktif berperan dalam pengembangan inovasi teknologi pertanian, meskipun sebagian besar tidak memiliki latar belakang akademik di bidang tersebut.

“Ketujuh orang ini juga termasuk pahlawan pertanian. Begitu pula dengan para petani dan penyuluh yang tanpa lelah berjuang di lapangan untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional,” ujar Amran.

Amran menjelaskan, pemberian makna pahlawan yang lebih luas merupakan bentuk apresiasi untuk menumbuhkan semangat berinovasi dan berkarya di bidang pertanian.

Baca juga: Mentan tegaskan Kementan fokus jadikan Indonesia berdaulat pangan

Ia menegaskan, mekanisasi dan inovasi teknologi pertanian merupakan keniscayaan untuk mencapai target swasembada pangan dan menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.

Mentan juga menyoroti kondisi global yang saat ini menghadapi ancaman krisis pangan. Berdasarkan data World Food Programme (WFP) tahun 2024, lebih dari 295 juta orang di 53 negara mengalami situasi pangan akut.

Jumlah ini meningkat dibanding tahun sebelumnya, di mana sekitar 2,33 miliar orang menghadapi tingkat food insecurity moderat hingga parah.

“Untuk menghadapi potensi ancaman pangan tersebut, Presiden Prabowo meminta saya bekerja total agar bangsa ini benar-benar berdaulat secara pangan. Saya langsung tancap gas menjalankan misi suci negara dalam menjaga ketahanan dan kedaulatan pangan,” tegas Mentan Amran.

Ia menambahkan, kedaulatan pangan harus diwujudkan agar Indonesia tidak terus bergantung pada impor berbagai komoditas. Hasil kerja keras tersebut mulai terlihat nyata, di mana sepanjang Januari hingga Desember 2025, produksi beras nasional mencapai 34,77 juta ton, naik 4,14 juta ton atau 13,54 persen dibanding periode sebelumnya.

Selain itu, hingga akhir Oktober 2025, cadangan beras pemerintah (CBP) tercatat mencapai 3,9 juta ton.

"Capaian ini merupakan hasil kerja keras seluruh jajaran pertanian serta sinergi lintas instansi tanpa ego sektoral," kata Mentan.

Baca juga: Mentan dorong Kaltara jadi lumbung pangan perbatasan-pintu ekspor

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |