Jakarta (ANTARA) - Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti Nirwono Joga berpendapat sistem transportasi harus menjadi salah satu syarat menentukan lokasi hunian dalam program tiga juta rumah yang digagas Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
"Mohon dalam rencana induk pengembangan rumah tiga juta harus memasukkan sistem transportasi sebagai salah satu syarat penentuan lokasi," kata Nirwono di Jakarta, Kamis.
Sistem ini meliputi infrastruktur jalan dan layanan transportasi publik yang terintegrasi.
Baca juga: DKI percepat penerbitan PBG untuk dukung program tiga juta rumah
Menurut dia, hadirnya transportasi publik yang terintegrasi dapat menjadi alasan bagi masyarakat mau menghuni rumah yang menurut rencana dibangun sebanyak satu juta di perkotaan dan dua juta rumah setiap tahun.
"Jadi, kalau tidak terintegrasi dengan transportasi publik, maka bisa dipastikan rumah-rumah yang dibangun tadi tidak akan banyak dihuni oleh warga," ujarnya.
Nirwono menuturkan hadirnya sistem transportasi yang mumpuni memungkinkan masyarakat mau menggunakan transportasi publik dalam keseharian.
"Lokasi rumah itu enggak asal menunjuk lahan, tapi tolong perhatikan apakah ada infrastruktur jalannya, apakah itu terhubung dengan transportasi massal, sehingga nanti penduduk bisa didorong untuk naik transportasi massal," katanya.
Baca juga: PKP sebut Program 3 Juta Rumah perlu perhatikan pengelolaan sampah
Adapun program tiga juta rumah bertujuan mengatasi permasalahan kekurangan rumah yang saat ini mencapai 12,7 juta rumah.
Presiden Prabowo Subianto berjanji membangun sebanyak tiga juta rumah setiap tahun yaitu masing-masing satu juta rumah di pedesaan, perkotaan, hingga daerah pesisir.
Dengan begitu, dalam satu periode pemerintahan selama 5 tahun bisa terdapat 15 juta rumah yang terbangun.
Baca juga: Perlu kajian integrasi antarmoda transportasi umum di Jakarta
Program pembangunan rumah itu termasuk ke dalam salah satu rencana besar yang dia usung bersama pasangannya Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang diberi nama Strategi Transformasi Bangsa.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025